Minggu, 28 April 2024
Wisata & Sejarah
Pulau Kauai

Kerajaan Ayam nan Indah Menawan

Minggu, 6 Desember 2020
ayamhai.jpg
Ist.
SELAIN indah, Pulau Kauai mempunyai keunikan, karena banyaknya ayam yang hidup di wilayahnya.*

KISUTA.com - Kepulauan Hawaii yang merupakan negara bagian Amerika Serikat, terkenal dengan keindahannya. Sebagai salah satu surga pulau tropis, Hawaii menjadi salah satu tujuan wisata favorit di dunia.

Kepulauan yang ditemukan pada 10 Januari 1778 oleh James Cook, seorang penjelajah dari Inggris mempunyai beberapa pulau yang sangat menawan, yaitu Hawai’i, Maui, O’ahu, Kaho’olawe, Lana’i, Moloka’i, Kaua’i, dan Ni’ihau. Pulau-pulau tersebut dihuni oleh penduduk asli yang berasal dari suku Polynesia.

Di antara pulau-pulau itu, Pulau Kaua’i atau Pulau Kauai merupakan pulau tertua dan terbesar keempat di Kepulauan Hawaii. Pulau Kauai yang dijuluki sebagai "Pulau Taman" ini, memiliki pasir putih yang membentang panjang serta pemandangan bukit, gunung, dan air terjun yang indah. Karena keindahan alamnya, beberapa film dibuat di Pulau Kauai, di antaranya Jurassic Park, Raiders of The Lost Ark, dan King Kong.

Selain indah, pulai ini mempunyai keunikan, karena banyaknya ayam yang hidup di wilayahnya. Nyaris di setiap penjuru pulau, dengan mudah ditemui hewan unggas yang oleh masyarakat setempat disebut moa. Banyaknya ayam yang berkeliaran di pulau ini, tak heran jika Pulau Kauai dianggap sebagai “Kerajaan Ayam”.

Ke manapun wisatawan berkeliling, entah itu di pantai, jalan raya, kebun, maupun air terjun, pasti ada ayam berkeliaran. Tak jarang ayam liar ikut masuk ke dalam rumah atau penginapan.

Mengapa ayam-ayam begitu banyak di Pualau Kauai? Ada cerita terkait dengan keberadaan ayam-ayam tersebut. Menurut masyarakat setempat, keberadaan ayam-ayam itu tak lepas dari bencana badai Iniki yang terjadi tahun 1992. Saat badai terjadi, peternakan ayam di pulau itu hancur dan ayam-ayamnya lepas dan berkembang biak di seluruh sudut pulau.

Terlepas dari cerita tersebut, ayam-ayam yang berkembang biak di pulau itu berhubungan dengan ayam-ayam yang dibawa pendatang sebagai sumber makanan. Ayam-ayam yang dibawa para pendatang, kemudian kawin dengan ayam-ayam dari spesies setempat. Setelah puluhan tahun berlalu, ayam-ayam itu berkembang biak dan menjadi mayoritas penghuni pulau.

Ayam-ayam berkembang biak dengan pesat karena tidak banyak predator di pulau itu. Selain kurang predator, masyarakat setempat pun enggan makan ayam lokal karena dagingnya sangat alot. Penduduk setempat sering bergurau tentang daging ayam lokal, "Rebus moa dan batu bersamaan. Kalau batunya sudah empuk, berarti ayam sudah siap dimakan".* Uma – kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya