Brokoli, Andal Atasi Asma
Menurut para Ilmuwan, brokoli memiliki kandungan yang dapat mengaktifkan gen anti inflamasi yang akan memperluas saluran pernafasan.
KISUTA.com - Mengonsumsi secara rutin dapat membantu pengidap asma bernafas dengan lebih lega. Demikian hasil penelitian ilmuwan dari University of Melbourne, Australia.
Menurut para Ilmuwan ini, seperti dilansir ABC beberapa waktu lalu, brokoli memiliki kandungan yang dapat mengaktifkan gen anti inflamasi yang akan memperluas saluran pernafasan. Dr Tom Karagiannis mengatakan, brokoli adalah sayuran yang paling menipulatif ketimbang sayur- sayuran seperti kubis atau bok choy.
"Brokoli memiliki unsur aktif yang bernama L-Sulphoraphane yang dapat mempengaruhi sel pada gen anti inflamasi dan gen anti oksigen," jelasnya.
"Kami menemukan melalui proses ekstraksi kandungan brokoli dan beberapa perhitungan bahwa dua gelas brokoli seharinya akan membantu memperlancar saluran pernafasan."
Dr Karagiannis menyarankan supaya brokoli dikukus secara perlahan supaya efek yang didapatkan lebih efektif. Ia menjelaskan, brokoli mentah cenderung sulit untuk dikonsumsi. Dengan mengukus brokoli, kandungan yang terdapat di dalamnya tidak akan hilang.
"Bagian yang paling bermanfaat dari brokoli adalah tunasnya yang mengandung konsentrasi tertinggi. Konsumsi dalam jangka panjang juga sangatlah penting untuk mendapatkan efek yang maksimal," paparnya.
Dr Katagiannis menyebutkan bahwa dosis yang diperlukan tidaklah berbeda antara dewasa dan anak-anak. Yang terpenting di sini, katanya, adalah untuk mencapai kadar konsentrasi plasma di gen anti-inflamasi setinggi mungkin."
"Setelah proses pencernaan, tingkat konsentrasi plasma ini akan menjadi tinggi, namun metabolisme tubuh akan menimbulkan berkurangnya kandungan. Target yang perlu dicapai adalah untuk mempertahankan level konsentrasi setinggi mungkin," tambah Dr Karagiannis.
Menurut Dr Karagiannis, penemuan ini didasarkan dari studi yang sudah berjalan selama beberapa tahun belakangan. "Sudah banyak thesis yang dikeluarkan sehubungan dengan topik ini, kami sudah menjalankan studi ini selama lima tahun dan institusi lain seperti University of California, Los Angeles dan Johns Hopkins University juga melakukannya."* Ki Suta – kisuta.com