Kamis, 16 Mei 2024
Wisata & Sejarah
Wayang

Rindu Dendam Santanu

Kamis, 26 November 2015

KISUTA.com - Angin berbisik di teras istana Hastinapura. Prabu Santanu menerawang memandang langit biru. Sejenak ingatannya bermain-main dengan keindahan cintanya bersama Bathari Gangga.

Rasanya terlalu singkat madu asmaranya berpagut, perpisahannya dengan sang jantung hati terasa begitu menyakitkan. Santanu menghela nafas panjang. Hari-harinya memang terasa sepi, untung Dewabrata putra satu-satunya dari Bathari Gangga menemani dan membuatnya bangga. Putra mahkota itu begitu tampan dan perkasa.

Hari ini adalah hari terakhir kunjungan Bathari Gangga ke Hastinapura, Sang Bathari mengunjungi putranya Dewabrata, untuk menyempurnakan kemampuan pangeran muda itu dalam berbagai ketrampilan.

Menatap elok wajah dan tubuh Bathari Gangga, Prabu Santanu berusaha mencegah sang dewi meninggalkannya lagi..dengan menghiba, ditariknya kain sang dewi yang hendak kembali ke kahyangan....

Santanu: Duhai Gangga belahan jiwaku, jangan kau tinggalkan aku...aku begitu merindukan kelembutan belaianmu kasihku...

Gangga: Prabu Santanu, lepaskan kainku...jadilah ksatria yang tangguh memegang janji. Perpisahan kita adalah garis nasib yang telah engkau tentukan, sejak kau langgar perjanjian kita. Jangan engkau sesali Sang Prabu...

Santanu: Ooo Gangga, betapa bodohnya aku dengan perjanjian itu, hingga harus kehilangan mestika jiwaku...

Gangga: Tidak Sang Prabu, engkau tidak bodoh...jalan hidupmu memang tak harus berakhir bersamaku. Sebagai bidadari Maniloka, akupun memiliki tugas dan kewajiban lain. Lanjutkanlah hidupmu...aku merestuimu, agar engkau mendapatkan penggantiku, yang mampu mengisi hari-hari indahmu.

Santanu: Sungguh tak mungkin menggantikanmu disudut hatiku, engkau bidadari yang cantik, bijak dan sempurna...

Gangga: Prabu Santanu, susurilah sungai gangga, buka lubuk hatimu...disana akan engkau temui gadis cantik putri bidadari dan raja agung, yang akan menggetarkan hatimu...

Bathari Gangga menghentakkan kainnya dan terbang meninggalkan Prabu Santanu yang tak kuasa mendekap perih dihatinya. Kata-kata terakhir berupa saran Bathari Gangga, agar dia berkelana menyusuri sungai Gangga, terus berkecamuk di alam pikirannya.*

Ira Sumarah Hartati Kusumastuti - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya