Senin, 29 April 2024
Wisata & Sejarah
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin

Lambang Kemegahan dan Kejayaan Islam

Selasa, 14 Juni 2016

KISUTA.com - Kesultanan Brunei Darussalam mempunyai masjid yang sangat indah, bahkan disebut-sebut sebagai yang terindah di Asia Pasifik. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin yang terletak di Ibu Kota Bandar Seri Begawan ini memang mempunyai arsitektur yang sangat spektakuler, melambangkan kemegahan dan kejayaan Islam yang menjadi agama mayoritas dan agama resmi di negeri ini.

Aristektur Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin merupakan paduan arsitektur Mughal dengan gaya Italia. Dirancang oleh biro arsitektur Booty and Edwards Chartered berdasarkan rancangan karya arsitek berkebangsaan Italia, Cavaliere Rudolfo Nolli, masjid ini merupakan contoh arsitektur Islam modern.

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin dibangun di atas laguna atau kolam buatan di tepi Sungai Brunei di Kampong Ayer, yaitu kampung yang terletak di atas air. Masjid ini memiliki menara marmer dengan kubah emas, dilengkapi taman yang permai dan air mancur.

Taman indah yang mengelilingi masjid melambangkan taman surgawi dalam keyakinan umat Islam. Sebuah jembatan membentang di tengah laguna menuju Kampong Ayer di tengah sungai. Sebuah jembatan marmer lainnya menuju ke bangunan yang merupakan replika Perahu Mahligai Kerajaan milik Sultan Bolkiah yang memerintah pada abad ke-16.

Ciri khas yang paling mengagumkan dari masjid ini adalah kubahnya yang dilapisi emas murni. Masjid ini menjulang setinggi 52 meter (171 kaki) dan dapat dipandang dari setiap sudut Kota Bandar Seri Begawan. Atapnya ditutup dengan kubah besar berlapis emas murni, ditopang dengan dinding-dinding tebal berlapis pualam dari Italia sama dengan pualam yang digunakan untuk pilar-pilar, lengkungan dan menara masjid yang merupakan bagian tertinggi dari masjid ini.

Masjid ini memadukan secara unik unsur Renaissans arsitektur Italia dengan nuansa yang bernilai Islami. Di dalam menara masjid terdapat lift yang memungkinkan pengunjung dapat naik ke puncak menara dan menikmati pemandangan panorama kota dari ketinggian.

Bagian dalam ruangan masjid khusus untuk ibadah salat bagi umat muslim. Terdapat jendela kaca patri beraneka warna yang mengagumkan, pelengkung, separuh kubah, dan pilar-pilar marmer. Hampir seluruh bahan bangunan masjid yang mampu menampung 3.000 jemaah ini, diimpor dari luar negeri , seperti marmer dari Italia, batu granit dari Shanghai Cina, lampu kristal dari Inggris, serta karpet dari Arab Saudi.

Satu satunya elemen lokal tempatan Brunei yang dipakai di masjid ini adalah penggunaan Kalat, yakni semacam tali yang sangat tebal dan dibentuk berkelok-kelok pada semua pilar masjid. Kalat, aslinya digunakan pada pembangunan bangunan lapau atau aula di Brunei. Kalat berfungsi sebagai tali pengikat pilar-pilar bangunan. Karena keberadaannya yang terlihat oleh mata, maka kalat ini dalam aplikasinya diberi corak warna warni dan tak jarang dilapis dengan emas.

Dari sisi arsitektur, menara tunggal masjid ini memang cukup unik. Penggabungan gaya Italia dengan gaya Mughal menghasilkan menara dengan denah segi empat bergaya italia di sisi bawah sedangkan puncaknya menggunakan kubah bawang khas Mughal. Sedangkan interior masjid ini begitu mewah dengan berbagai seni islami khususnya seni kaligrafi dan pola pola geometric serta floral.

Masjid Sultan Omar Ali Syaifuddin yang dibangun mulai tahun 1954 itu, diresmikan oleh Sultan Omar Ali Syaifuddien pada tanggal 26 September 1958. Sembilan tahun kemudian tepatnya di tahun 1967 masjid ini dilengkapi dengan bangunan tambahan berupa Replika Kapal Mahligai Sultan Bolqiah abad ke 16 yang dibangun di tengah laguna di depan masjid lalu dihubungkan dengan jembatan pualam.

Kini, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin menjadi landmark yang begitu terkenal di Brunei Darussalam, dan menjadi tempat ibadah utama di negeri itu. Ada larangan resmi untuk tidak memotret di dalam masjid ini, mungkin itu sebabnya sangat sulit menemukan foto interior masjid ini.* Ati - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya