Minggu, 28 April 2024
Wisata & Sejarah
Madinah

Kota Nabi Muhammad, Pusat Perjuangan dan Penyebaran Islam

Kamis, 25 Agustus 2016

KISUTA.com - Kota Madinah merupakan tanah suci kedua umat Islam. Sejak zaman Rasulullah SAW kota ini menjadi pusat dakwah, pusat pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota inilah Islam memancar ke suluruh penjuru Semenanjung Arab dan kemudian ke seluruh dunia.


Madinah terletak di daerah Hedzjaz, bagian dari Semenanjung Arab yang terletak di antara dataran tinggi Nejd dan daerah pantai Tihamah. Berjarak 275 km dari Laut Merah, sekitar 450 km dari Mekah, dan berjarak kira-kira 1.000 km dari Riyadh. Kota Madinah berada di sebuah lembah yang subur. Di sebelah selatan, kota ini berbatasan dengan Bukit Air, di sebelah utara dengan Bukit Uhud dan Sur, dan di sebelah timur dan barat dengan gurun pasir (Harrah).


Bila turun hujan, lembah itu menjadi tempat pertemuan aliran-aliran air yang berasal dari selatan dan Harrah sebelah timur. Daerah ini juga memiliki oase-oase yang dapat dipergunakan untuk lahan pertanian yang dapat menghasilkan antara lain sayur-sayuran dan buah-buahan.


Disebut demikian, karena dari kota yang semula bernama Yatsrib inilah, awal Rasulullah SAW mengembangkan dakwah dan syiar Islam hingga memancar ke berbagai penjuru dunia. Hal itu dilakukan sejak Rasulullah SAW berhijrah dari Mekah pada tahun 622 M. Rasulullah SAW menjadikan kota ini sebagai pusat kegiatan dalam mengajarkan ajaran Allah kepada seluruh umat manusia.


Madinah adalah “Kota Nabi Muhammad SAW “. Di tempat inilah dibangun Masjid Nabawi, di tempat ini pula Rasulullah dimakamkan, dan di kota ini juga menjadi pusat ilmu, pusat kebesaran Islam dan penyebarannya ke segenap pelosok dunia.


Perkataan “madinah” yang digunakan Nabi SAW untuk mengganti nama Yatsrib, menyiratkan semacam proklamasi atau deklarasi bahwa di tempat baru itu hendak diwujudkan suatu masyarakat, yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Secara sosial dan politik, sangat teratur atau berperaturan, sebagaimana mestinya sebuah masyarakat ideal.


Madinah merupakan kota yang sangat istimewa di hati umat Islam. Ia menjadi kota suci kedua setelah Makkah al-Mukarramah. Rasul SAW menjadikan kota ini sebagai kota suci (al-Haram). ”Sesungguhnya Nabi Ibrahim telah menjadikan Mekah sebagai tanah haram, aku pun menjadikan Madinah sebagai tanah haram.” (HR Muslim).

Tak hanya itu, Rasulullah juga menegaskan, Masjid Nabawi adalah salah satu tempat yang mulia. ”Janganlah kau mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu Masjid al-Haram (Makkah), Masjidku (Nabawi–Red) ini (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina)”.


Dari masjid inilah, Rasul memulai mengajarkan Islam kepada sahabat-sahabatnya, juga kepada umat Islam lainnya. Mulai dari masalah ibadah, muamalah (perdagangan dan interaksi dengan masyarakat), politik, pemerintahan, pengadilan, pembinaan akhlak, hingga masalah perang. Semua aturan itu lebih banyak disampaikan dari masjid.


Dengan akidah yang kuat, akhlak yang baik, dan sikap yang santun dari umat Islam maka menyebar dan memancarlah sinar dan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Tak heran bila Madinah dijuluki dengan Al-Munawarah, yang penuh cahaya atau bersinar.


Madinah sekarang telah menjelma menjadi kota modern, seperti halnya kota-kota besar di Jazirah Arab. Fungsinya sebagai pusat perjuangan dan penyebaran Islam semakin menonjol, karena didukung berbagai fasilitas-fasilitas yang semakin lengkap dan modern.


Dari kota Madinah terbentang luas dan panjang banyak jalan bebas hambatan ke segenap penjuru. Terdapat juga bandara international yang hanya berjarak 12 km dari pusat kota, yang sangat sibuk karena selain digunakan untuk kepentingan umum juga untuk kepentingan para jemaah menuju Madinah. Dan yang sangat berperan dalam syiar Islam adalah keberadaan percetakan Al-Quran yang merupakan percetakan terbesar di dunia.* Abu Ainun - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya