Senin, 29 April 2024
Wisata & Sejarah
Festival Kanamara Matsuri

Mengusung "Penis", Memperingati Kesuburan

Selasa, 10 April 2018

KISUTA.com - Jepang merupakan salahsatu negara di dunia yang masih memegang teguh adat dan budayanya. Sampai saat ini, rakyat Jepang masih melestarikan sejumlah ritual budaya mereka. Karena diselenggarakan di zaman modern, ritual-ritual tersebut menjadi salahsatu daya tarik bagi wisatawan. Selain masih kental dengan adat dan budaya Jepang, banyak juga ritual yang unik sehingga penyelenggaraannya mampu menyedot banyak wisatawan datang.

Salahsatu ritual unik yang masih lestari, adalah Festival Kanamara Matsuri yang diselenggarakan di Kota Kawasaki, Jepang, setiap bulan April. Festival ini unik, karena (maaf) alat kelamin laki-laki atau penis menjadi simbol utama pada acara yang diselenggarakan di Kuil Kanayama.

Karena festival ini tentang kesuburan atau fertilitas yang disimbolkan oleh penis, maka hampir semua aksesoris pawai dan barang-barang yang dijual dibuat menyerupai penis, seperti permen, cemilan, topi, dan ukiran (lihat foto). Begitu juga dengan arak-arakan yang bernama Mikoshi, peserta mengangkat patung besar berbentuk penis (lihat foto). Namun jangan buru-buru menilai kalau ini cabul ya, karena festival ini menyimbolkan kesuburan atau fertilitas.

Menurut situs resmi pariwisata pemerintah kota Kawasaki travelkawasaki.com, Festival Kanamara Matsuri sudah dimulai sejak abad ke-17. Festival ini digelar pada minggu pertama bulan April.

Konon Festival Kanamara Matsuri dilatarbelakangi oleh cerita bahwa dahulu kala ada seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang penjaga sebuah penginapan. Sang gadis dengan segala pesonanya, menarik perhatian setan bergigi tajam. Setanpun berkeinginan untuk memiliki gadis tersebut. Namun karena niatnya tidak kesampaian, akhirnya sang setan memutuskan untuk masuk dan mendiami vagina si gadis dan mengebiri laki-laki yang menjadi pasangannya.

Si gadis akhirnya menyadari keberadaan si setan dan berusaha untuk mengusirnya. Gadis tersebut kemudian meminta bantuan kepada dewa pandai besi untuk mengusirnya. Dewa pandai besi itu kemudian membuat penis dari besi untuk mengusir setan yang bersemayam di alat kelamin si gadis dengan cara mematahkan giginya, dan pada akhirnya setan pun bisa diusir.

Untuk memperingati momen tersebut, warga Jepang kemudian membangun sebuah kuil bernama Kanayama yang dimasa Edo kuil ini populer di kalangan pelaku prostitusi. Kuil Kanayama sebenarnya dibuat untuk menghormati dewa pandai besi. Namun, kuil ini dipercaya bisa memberikan kesuburan pada perempuan, kelahiran yang mudah, dan pernikahan yang harmonis.

Dari situlah kemudian festival Kanamara Matsuri diselenggarakan dan masih langgeng hingga sekarang dan dikenal secara luas di dunia internasional dan masuk dalam agenda wisata Jepang. Setiap awal bulan April, ribuan orang mengikuti festival ini.

Tanpa bermaksud cabul, mereka mengikuti pawai yang mengarak patung-patung penis raksasa berkeliling di sekitar kuil. Baik laki-laki dan perempuan memakai kimono perempuan dan membawa penis kayu. Tidak hanya itu, kostum peserta pawai mulai dari topi sampai aksesoris pawai seperti permen, semuanya bertema penis.

Saat ini Festival Kanamara Matsuri dimanfaatkan untuk kampanye seputar bahaya AIDS, sosialisasi hubungan seks yang aman, menghindarkan diri dari penyakit menular, dan untuk memperingati kesuburan. Bahkan festival inipun dimanfaatkan untuk menggalang dana penelitian HIV.* Ati – kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya