Senin, 29 April 2024
Wisata & Sejarah
Al-Quran Emas

Warisan Budaya Islam Ini Masih Lestari

Jumat, 3 Agustus 2018

KISUTA.com - Al Quran emas atau “The Golden Tooling Quran” menjadi salah satu kekayaan budaya Islam yang masih ada sampai sekarang. Al Quran yang diperkirakan berusia sekitar 500 tahun ini, berada di keluarga Islam di Abu Dhabi Uni Emirat Arab serta di Malyasia.

Al Quran emas tak berbeda dengan Al Quran lainnya, yang membedakannya hanya bahannya. Jika biasanya Al Quran ditulis di kulit hewan, kulit kayu, atau kertas, Al Quran emas ditulis di atas lempengan emas 22 karat.

Diberitakan GulfNews, Al Quran emas dibuat sekitar abad 16 dan 18. Dari dokumen kepemilikan diketahui jika Al Quran langka ini pada masa Kekaisara Ottoman pernah dibawa ke China. Baru pada tahun 1971 dibawa ke Malaysia.

”The Golden Tooling Quran” terdiri dari 28 set yang disimpan dalam 14 kotak berlapis emas. Setiap setnya berisi 19 sampai 20 bagian yang menggunakan teks dalam naskah Othmani.

Mohammad Haris merupakan salah satu pemilik Al Quran emas tersebut. Pria berusia 41 tahun yang tinggal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab ini mengatakan, Al Quran emas yang ada di keluarganya, merupakan milik istrinya yang bernama Aishah Kassim. Sang istri yang berusia 38 tahun, mendapatkannya dari saudara laki-lakinya yang bernama Ismail bin Kassim di Malaysia pada tahun 2009.

Menurut Haris, istrinya menyimpan 14 set dari 28 set Al Quran emas. “Sisanya milik ipar laki-laki saya di Malaysia. Ini berlapis emas 22 karat,” katanya.

Meskipun diberikan oleh saudara laki-lakinya, namun bukan hal yang mudah bagi Aishah Kassim untuk membawa “The Golden Tooling Quran” dari Malaysia. Hampir satu tahun lebih waktu yang diperlukan untuk mendapatkan dokumen resmi hingga akhirnya bisa dibawa dari Malaysia.

Sudah lima tahun “The Golden Tooling Quran” berada di keluarga Mohammad Haris. "Quran ini telah membawa keberuntungan bagi saya di tempat kerja dan dalam kehidupan keluarga saya,” kata Haris tentang Al Quran yang bernilai jutaan dolar Amerika Serikat itu.

Selama lima tahun, Haris dan keluarganya biasa membaca Al Quran emas. Namun Haris tak ingin Al Quran emas ini hanya dimiliki keluarganya saja, ia ingin masyarakat pun bisa melihatnya. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Haris membuka pusat studi Islam dan warisan budaya yang tujuannya untuk mempromosikan Islam.

“Tak apa berpisah dengan koleksi ini demi mewujudkan usaha amal dengan tujuan mempromosikan Islam,” katanya.* ati - kisuta.com


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya