Jumat, 3 Mei 2024
Wisata & Sejarah
Curug Cinulang

Gemericik Romantisme di Pinggiran Bandung

Kamis, 10 Januari 2019

Di Curug Cinulang bulan bentang narembongan
Hawar-hawar aya tembang
Tembang asih, tembang kadeudeuh dua’an
….

KISUTA.com - Tentunya, bukan tanpa alasan (alm.) Kang Darso menciptakan dan menembangkan lagu Curug Cinulang tersebut. Romantisme Kang Darso, nyatanya terinspirasi keindahan dan lokasi curug (air terjun) yang masih alami. Berada di pegunungan, membuat udara yang mengalir begitu sejuk. Dominasi warna hijau dari pepohonan dan rerumputan serta kesegaran air yang mengalir, membuat sistem relaksasi tersendiri bagi tubuh. Kita perlu sesekali meluangkan waktu sekadar melihat pemandangan hijau untuk membuang penat dari badan dan pikiran.

Curug Cinulang atau Air Terjun Cinulang berada di Kecamatan Sindulang, Kabupaten Bandung, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang. Meski di perbatasan, lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Karena letaknya inilah, kadang-kadang curug ini disebut pula Curug Sindulang. Ada pula yang menyebut dengan Curug Cinulang Sumedang.
Air terjun ini berada di lereng pegunungan dan masih dalam wilayah Gunung Masigit Kareumbi, yaitu Taman Bulu. Seperti air terjun lainnya yang berada di pegunungan, Curug Cinulang memiliki hawa yang sejuk serta air yang dingin.

Begitu sampai di dekat lokasi, kita akan dihadapkan pada pemandangan dua air terjun. Air yang jatuh dari ketinggian ini selalu mengalirkan air deras, baik pada musim kering, terlebih musim hujan. Tingginya yang mencapai 30 meter ini, akan membuat siapa pun takjub ketika melihat. Belum menyentuh airnya saja, sudah terasa kesegaran dari airnya.

Bagi yang ingin merasakan sensasi terapi dari air terjunnya, bisa mandi langsung di bawah curahan airnya. Rasakanlah pijatan-pijatan yang akan membuat tubuh kita kembali ringan dan segar. Di depan air terjun, terdapat batu-batuan besar yang biasa digunakan wisatawan sebagai tempat duduk. Saat aliran air cukup deras, kita bisa melihat air terjun melalui jembatan yang tersedia. Tetaplah waspada, sebab jembatan tersebut masihlah terbuat dari kayu, belum dibuat secara permanen.

Ketika kita merasa haus dan lapar setelah beraktivitas di air terjun, jangan khawatir karena ada beberapa warung yang menjajakan makanan dan minuman ringan apabila tidak membawa bekal. Ada pula tempat yang bisa kita gunakan untuk bersantai dan berfoto bersama rekan-rekan. Jangan lupa untuk membawa baju ganti ketika berniat berbasah-basahan di tempat ini.

Di balik keindahannya yang memesona, ada mitos secara yang turun-temurun dipercaya oleh sebagian besar masyarakat maupun pengunjung, yakni perihal jodoh. Pengunjung yang datang dengan membawa serta pasangan kekasih, konon hubungan tersebut akan kandas di tengah jalan dan tidak akan sampai pada jenjang pernikahan. Tetapi sebaliknya, pengunjung yang datang seorang diri, akan segera dipertemukan dengan jodohnya, baik dengan sama-sama pengunjung maupun bukan pengunjung.
Tentunya, terkait mitos ini, yang tetap harus dipercaya mengenai hal ini adalah segala ketentuan hidup termasuk jodoh, sudah digariskan oleh Tuhan.

Rute dan Tiket Masuk

Rute perjalanan yang harus ditempuh untuk bisa mencapai lokasi cukup mudah. Kita dapat memilih satu dari dua alternatif jalur yang disediakan. Namun banyak dari para pejalan yang menyarankan untuk melewati jalur Cicalengka saja.

Untuk menuju ke sini, kita tinggal ikuti Jalan Raya Bandung-Garut dari Cileunyi. Nanti setelah masuk ke jalan by pass Cicalengka, kita akan menemukan jembatan dengan petunjuk ke arah Villa Aki-Enin di sebelah kiri. Ikuti jalan tersebut, dan di perempatan bawah jembatan ambil jalan ke kiri dan ikuti saja terus. Letak Curug Cinulang kurang lebih 8 km dari sini.

Jika menggunakan kendaraan umum, bisa naik angkutan umum dari Bandung ke Cicalengka, dan disambung dengan angkutan pedesaan dari Terminal Cicalengka jurusan Sindulang-Sindangwangi.

Jalan menuju Curug Cinulang cukup bagus. Di sepanjang jalan juga terdapat banyak view pegunungan yang indah. Salah satunya bentangan lembah tidak jauh dari jalan masuk. Kita bisa melihat lembah yang luas dengan sawah terasering, sungai, dan latar gunung di belakangnya.

Satu hal yang perlu diingat, untuk tidak melakukan perjalanan pada malam atau dini hari. Ini karena sebagian jalan Curug Cinulang yang terlewati masih berupa hutan belantara dan minim pencahayaan, serta tidak ada warung untuk membeli bahan bakar.

Sama seperti tiket masuk wisata air terjun lainnya, biaya masuk ke Curug Cinulang sangatlah terjangkau, yaitu Rp8.000 saja. Rp5.000 untuk retribusi tiket masuk dan Rp3.000 sebagai biaya parkir.

Setelah kita memarkir kendaraan dan membayar biaya tersebut, kini saatnya kita melakukan hiking kecil sejauh 100 meter menuju lokasi Curug Cinulang. Perjalanan ringan ini akan membawa kita pada suara gemuruh air terjun yang tentu akan membuat kita tidak sabar untuk segera melihat wujud nyata dari curug yang fenomenal karena lagu Kang Darso ini.* harie – kisuta.com

 


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya