Jumat, 3 Mei 2024
Wisata & Sejarah
Curug Panganten

Menikmati Sensasi Air Terjun Sarat Mitos

Selasa, 15 Januari 2019

KISUTA.com - Semula air terjun ini bernama Curug Manglayang.Tetapi setelah adanya beberapa cerita mitos yang berkembang, maka air terjun (curug) yang berada di Jalan Raya Cihanjuang Km 5,6 dan secara administratif berada di Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat ini pun lebih dikenal sebagai Curug Panganten.

Penamaan Curug Panganten ini berhubungan dengan sepasang kekasih yang baru menjadi pengantin. Namun, ada beberapa versi mengenai kisah pengantin ini.

Kisah pertama, karena air terjun ini memiliki dua aliran air yang saling berdampingan. Namun aliran air yang berada di sebelahnya memiliki debit air yang kecil, sehingga air terjun yang di sebelahnya terlihat lebih kecil. Apabila musim kemarau tiba, aliran air yang berada di sebelah Curug Panganten bisa sama sekali tidak terlihat. Karena bentuknya yang memiliki dua aliran air terjun yang berpasangan layaknya sepasang kekasih/pengantin, tempat ini pun dinamai sebagai Curug Panganten.

Kisah ke dua, berhubungan dengan sepasang pengantin. Dikisahkan, dahulu pernah ada sepasang kekasih yang baru menikah dan mengunjungi tempat ini. Namun karena suatu kejadian, sepasang kekasih ini terjatuh dan hanyut terbawa arus sungai dari air terjun.

Kisah lainnya menyebutkan, pasangan tersebut tidak terjatuh dan hanyut, melainkan bunuh diri di air terjun ini.

Layaknya sebuah mitos yang berkembang di masyarakat, hingga kini pun belum bisa dipastikan siapa yang hanyut atau bunuh diri di air terjun ini, serta kapan terjadinya kejadian tersebut. Namun menurut masyarakat sekitar, dahulu air terjun ini bernama Curug Manglayang, karena kejadian tersebut maka air terjun ini berganti nama menjadi Curug Panganten. Hal itu dilakukan sebagai pengingat bahwa dahulu ada sepasang pengantin yang meninggal di tempat ini.

Terlepas dari mitos yang berkembang, air terjun yang berada pada ketinggian 1.050 mdpl ini memiliki jatuhan air hingga ± 50 m. Berada di lembah hijau dan menyejukkan, Curug Panganten memiliki pemandangan alam yang indah.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Curug Panganten adalah saat musim hujan, karena debit air yang mengalir dari kedua aliran air terjun cukup deras dan indah. Namun saat musim hujan, airnya menjadi berwarna coklat. Bila ingin melihat kejernihan air yang mengalir dari air terjun, maka kita harus datang saat musim kemarau, walaupun debit air yang mengalir tidak terlalu deras sehingga bentuk dari air terjunnya tidak terlalu lebar dan deras.

Sedikit berbeda dengan saudaranya, Curug Pelangi atau Curug Cimahi, Curug Panganten minim fasilitas dan belum dikelola secara baik oleh pemerintah negeri maupun swasta. Sarana dan prasarana yang ada pun terkesan tidak terawat dan rusak. Di kawasan Curug Panganten tidak terdapat fasilitas apa pun, termasuk toilet dan saung. Bahkan sekadar untuk ke toilet pun, kita harus pergi ke Wisata Alam Katumiri yang berada cukup jauh dari Curug Panganten ini.

Rute dan Tiket Masuk

Cukup mudah untuk bisa tiba di Curug Panganten yang berada di daerah Cisarua Bandung ini. Patokan yang paling mudah adalah dengan mengunjungi kawasan Cisarua. Curug Panganten berjarak ± 7 Km dari Kota Cimahi dengan mengambil arah ke Parongpong.

Rute tercepat untuk menuju Curug Panganten, apabila bertolak dari arah Bandung; Kota Bandung – Jalan Setiabudhi – Jalan Kolonel Masturi – Parongpong – Jalan Raya Cihanjuang – Jalan Katumiri (Wisata Alam Katumiri).

Akses jalan menuju Curug Panganten dari Wisata Alam Katumiri ini berjarak sekitar 2 Km, dengan sebelumnya menyusuri jalan setapak dan melewati perkebunan warga.
Menikmati jalanan berbatu, lalu melewati jembatan bambu dan mengikuti aliran sungai maka kita akan segera tiba di curug tersebut.

Memang akses utama jalan menuju lokasi curug, adalah jalan setapak berkelok-kelok, berbatu, yang licin dan becek kalau hujan turun dengan sisi jurang dan semak belukar, dan untuk menuju sisi bawah curug kita harus menuruni tebing sekitar 30 m dengan jalan setapak yang pastinya licin saat musim hujan tiba. Untuk itu, disarankan untuk menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu dengan grip yang bagus supaya tidak tergelincir saat melewati jalanan yang licin dan berbatu untuk mencapai lokasi curug.

Agar bisa menikmati keindahan alam di kawasan curug ini dan merasakan sensasi berbeda dengan tempat wisata lain, maka kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp8.000/orang, namun biaya tersebut belum termasuk harga biaya parkir. Untuk biaya parkir sendiri, kita harus kembali membayar sebesar Rp3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk kendaraan roda empat.

Jika kita ingin masuk ke kawasan wisata Alam Katumiri, maka kita juga harus kembali mengeluarkan uang sebesar Rp10.000/orang jika kita penasaran dengan kawasan wisata tersebut.

Jadi, mari kita nikmati sensasi yang sarat mitos di Curug Panganten!* harie – kisuta.com

 


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya