Senin, 6 Mei 2024
Sastra & Humor
HeHeHe...

Cara Bersikap di Akhirat

Rabu, 27 Februari 2019

KISUTA.com - Pada suatu hari Nasruddin mengendarai keledainya, meninggalkan Kota Akshehir menuju Kota Yalvach. Di tengah jalan ia bertemu seorang lelaki yang menghentikannya sambil berkata, "Hai Nasruddin, kapan aku akan mati?"

"Bagaimana aku bisa tahu?" tanya Nasruddin terheran-heran.

"Yah, tapi aku bisa bilang kapan kau mati!" kata lelaki itu.

"Jadi kapan aku mati?" tanya Nasruddin terkejut.

"Kamu akan mati kalau keledaimu meringkik tiga kali berturut-turut," kata lelaki itu.

"Luar biasa!" komentar Nasruddin.

Nasruddin pun melanjutkan perjalanannya ke arah Yalvach, dan beberapa saat kemudian keledainya meringkik. Ia menghitung ringkikan keledainya itu, dan setelah genap tiga kali, ia pun turun dari keledainya, menelentangkan diri di jalan dan berkata kepada dirinya sendiri, "Kini aku sudah mati."

Ia melihat seekor serigala menyergap dan menyantap keledainya itu.

"O, keledaiku yang malang," katanya, "Kematianku dan kematianmu ternyata bersamaan datangnya."

Ketika Nasruddin tidak pulang malam itu, istri dan pembantunya bingung dan pergi mencarinya. Mereka menemukannya tergeletak di tepi jalan. Istrinya berkata, "Nasruddin, kenapa kau tidak pulang?"

"Oh, istriku, aku tidak bisa pulang karena aku sudah mati. Engkau harus membawaku pulang dan menguburkanku baik-baik."

Istrinya dan pembantunya mencoba meyakinkannya bahwa ia masih hidup. Tetapi usaha itu tak ada gunanya.

Nasruddin ngotot mengatakan bahwa ia sudah mati, dan bahwa ia harus dikuburkan. Jadi istrinya dan pembantunya membawanya pulang dan memandikannya. Lalu dibungkusnya lelaki itu dengan kain kafan. Kemudian istrinya memanggil tetangga-tetangganya dan mengumumkan kematiannya.

Setelah serentetan doa dan upacara, Nasruddin kemudian dibawa ke kuburan dan dimasukkan ke liang lahat. Namun istrinya meminta agar ia tidak ditimbun tanah sampai hari berikutnya, karena ia berharap bahwa suaminya itu akan sadar kembali.

Setelah dimasukkan ke dalam lubang kubur selama sekitar dua jam, Nasruddin mendengar suara kelintingan mendekat. Suara itu datang dari seorang penjaja yang keledainya penuh dibebani piring dan mangkuk. Nasruddin mengangkat kepalanya dari kuburan untuk melihat suara apa yang terdengar itu; tentu saja hal itu membuat si keledai terkejut luar biasa. Keledai yang lewat itu melonjak-lonjak dan lari pontang-panting, melemparkan semua barang dagangan yang ada di punggungnya dan tentunya piring-piring dan mangkuk-mangkuk itu pun pecah berantakan. Penjaja itu marah pada Nasruddin dan mulai memukulinya.

"Kenapa engkau memukuli aku? Aku sudah mati dan kau tidak bisa memukuli orang mati," teriak Nasruddin.

Tetapi si penjaja tidak menghiraukan teriakan itu sama sekali, dan terus memukulinya. Akhirnya Nasruddin merasa begitu sakit dan ia pun terpaksa menyeret dirinya pulang. Tetangganya tentu saja sangat terkejut melihatnya hidup kembali, dan salah seorang di antara mereka itu berkata kepadanya, "Nah, Nasruddin, kamu sudah pernah berada di akhirat. Coba ceritakan macam apa keadaan di sana itu."

Nasruddin menjawab, "Wah, sobat, akhirat itu enak sekali suasananya asal saja engkau tidak menakut-nakuti keledai yang sedang membawa mangkuk-mangkuk dan piring-piring."* das/"Humor Sufi" - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya