Sabtu, 27 April 2024
Wisata & Sejarah
Masjidilharam

“Rumah Allah” Pertama yang Penuh Berkah

Kamis, 1 Agustus 2019

KISUTA.com - Meskipun semua masjid, khususnya yang ada di kota suci Mekah dan Madinah mempunyai arti yang sangat hakiki di dalam perkembangan dan kejayaan Islam, tetapi ada 3 buah masjid yang memiliki nilai lebih, yaitu Masjid al-Haram yang biasa disebut Masjidilharam di kota Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid al-Aqsha (Masjidilaqsha) di Yerussalem.

Masjidilharam merupakan tujuan utama umat Islam yang akan datang mengunjungi kota suci Mekah, baik di dalam melaksanakan ibadah haji setahun sekali, maupun pada kesempatan lainnya khususnya kesempatan beribadah umrah yang dapat dilaksanakan kapan saja.

Menurut sejarahnya, Masjidilharam sebagai “Rumah Allah” yang pertama, didirikan oleh Nabi Adam as, tetapi kemudian hancur dan hilang akibat banjir dan tanah longsor –bahkan pada zaman Nabi Nuh hilang sama sekali. Meski begitu oleh Nabi Ibrahim as yang dibantu putranya Nabi Ismail as, di bekas masjid pertama ini didirikan kembali masjid lainnya. Agar tak rusak atau hancur akibat banjir dan tanah longsor, tanahnya kemudian ditinggikan.

Keagungan dan kelebihan Masjidilharam terutama karena di dalam lokasi Masjid ini terdapat Ka’bah dengan Hajar Aswad-nya, sumber air Zamzam yang penuh berkah dan mukjizat, tempat sa’i antara bukit Safa dan Marwah, juga Maqam Ibrahim, Hijir Ismail, serta beberapa bagian lainnya yang terkait dengan perjuangan dan pengembangan agama Islam.

Perluasan, pengembangan, dan peningkatan Masjidilharam setelah Nabi Muhammad SAW wafat dilanjutkan oleh Khalifah Umar bin Khatab pada 17 H, oleh Usman bin Affan pada 26 H. Dan puncak pembangunan dan pengembangan Masjidilharam hingga hampir menyerupai bentuknya yang sekarang dimulai ketika Ibnu Saud menjadi Raja Arab Saudi.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan kemajuan Kerajaan Arab Saudi, pembangunan dan pengembangan Masjidilharam pun terus bertambah dan meningkat setiap saat. Karena itu mereka yang setiap tahun datang ke Mekah untuk beribadah haji atau umrah, setiap tahun itu pula akan dapat melihat betapa pembangunan Masjidilharam terus menerus dilakukan tanpa henti.

Masjid yang luasnya lebih 177.000 m2 yang dibangun tiga lantai ini, mampu menampung jutaan jemaah. Ada 36 buah pintu untuk masuk ke Masjidilharam. Karenanya, guna memudahkan para jemaah, setiap pintu diberi nomor dalam tulisan Arab dan latin, dan setiap jemaah harus menghafal dan mengingat pintu yang dimasukinya untuk memudahkan keluar kembali. Pintu-pintu itu di antaranya mulai dari Pintu Safa, Babussalam, Faruq Umar, Hijrah, Bilal, hingga Pintu Ismail.

Berada dan beribadah di dalam Masjidilharam menimbulkan ketenangan hati yang tidak akan dialami di dalam masjid mana pun di dunia. Sebab Ka’bah langsung ada di depan mata, dan air Zamzam yang sengaja didinginkan tersedia dalam jumlah yang berlimpah.

Meskipun udara di luar masjid dapat mencapai 48 derajat celcius, di dalam masjid justru sebaliknya. Tidak terlalu dingin, tetapi kegerahan udara luar tidak akan ada pengaruhnya, dan suasana ini dapat menambah kekhusukan dalam beribadat.* Abu Ainun - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya