Selasa, 30 April 2024
Wisata & Sejarah
Masjid Nabawi

Dibangun Rasulullah, Tempat Ibadah Jutaan Jamaah

Minggu, 18 Agustus 2019

KISUTA.com - Masjid Nabawi –disebut begitu karena Rasulullah Saw selalu menyebutnya “Masjidku ini”– dibangun oleh Rasulullah bersama para sahabat pada awal tahun 1 Hijriah (September 662 M) atau segera setelah hijrah dari Mekah ke Madinah. Dibangun di atas tanah milik dua anak yatim Shal dan Suhail yang dibeli seharga10 dinar, ditambah tanah wakaf dari As’ad bin Zurarah serta bekas makam kaum muslimin yang rusak.

Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan sendiri oleh Rasululllah bersama para sahabat yaitu Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Masjid yang dibangun itu berukuran panjang 70 hasta dan lebar 60 hasta atau lebih kurang 1.000 m2. Tiang-tiang dan atap dibuat dari batang kurma, sedangkan penerangannya dari pelepah kurma yang dibakar. Tidak jauh dari bangunan masjid kemudian didirikan rumah untuk keluarga Rasulullah.

Perbaikan dan perluasan kemudian terus dilakukan sejak tahun 4 H. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, selain diperluas, dinding masjid juga dibuat dari batu, tiang-tiangnya dari beton, lantainya dari marmer, sehingga jadilah masjid “jami” yang luas dan dapat menampung banyak jamaah.

Perbaikan dan pengembangan terus menerus dilaksanakan, misalnya pada 1265 H pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid. Perbaikan ini besar-besaran dan memakan waktu 12 tahun. Dinding dan tiang diberi ukiran kaligrafi indah garapan Abdullah Bey Zuhdi. Perluasan dan peningkatan fasilitas Masjid Nabawi lebih digiatkan lagi pada zaman Raja Ibnu Saud, terutama pada zaman pemerintahan Raja Abdul Aziz bin Saud.

Pada bulan safar 1405 H atau November 1984 M, Raja Fahd meletakkan batu pertama mega proyek perluasan Masjid Nabawi yang paling signifikan dan termegah sepanjang sejarah. Perluasan ini menjadikan luas lantai dasar Masjid Nabawi menjadi lebih kurang 98.000 m2 yang dapat menampung 167.000 jamaah. Sedangkan lantai atas dapat digunakan untuk shalat seluas 67.000 m2 yang dapat menampung 90.000 jamaah. Tapi bila halaman masjid dipenuhi oleh jamaah, maka Masjid Nabawi dan halamannya dapat menampung 650.000 jamaah pada musim biasa dan lebih dari satu juta pada musim haji dan bulan Ramadhan. Jadi halaman Masjid Nabawi yang sekarang ini luasnya sebanding dengan luas kota Madinah ketika Rasulullah pertama kali datang di sana.

Untuk menyejukkan masjid, dibangunlah satu unit AC central raksasa di atas tanah seluas 70.000 m2 yang terletak 7 km sebelah barat masjid. Hawa dingin ini dialirkan melalui pipa bawah tanah ke setiap penjuru masjid melalui bagian bawah setiap pilar yang berjumlah 2.104 buah.

Di dalam ruangan dipasanglah 674 lampu kristal pilihan yang tidak membiaskan panas, disusun dengan kerangka dari bahan dasar kuningan berlapis emas. Di bagian tengah terdapat dua ruang terbuka yang pada masing-masingnya terdapat enam buah payung artistik. Payung peneduh panas ini dapat dibuka dan ditutup secara otomatis dengan komputer. Sementara batang payung ini dipasang AC sehingga juga sekaligus memancarkan hawa dingin.

Keberadaan kubah hijau yang dibangun pada pemerintahan Sultan Mahmud pada tahun 1233 H, menjadi daya tarik tersendiri dari Masjid Nabawi. Karena usianya yang sudah 800-an tahun ini dan juga karena letaknya persis di atas pusara Rasulullah dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar, maka kubah hijau yang diberi nama Kubah Khudra ini seakan menjadi simbol dari Masjid Nabawi.

Berdiri Megah dengan Fondasi Takwa

MASJID Nabawi adalah sebuah masjid yang terletak di tengah kota Madinah, Saudi Arabia. Seperti sudah terlihat dari namanya, masjid ini dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi tempat makam beliau dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar bin Khathab. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Islam setelah Masjidilharam di Mekah.

Masjid ini didirikan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat pada tahun pertama hijrah (622 M) seluas 1.050 m2, yaitu persis di sebelah barat rumah Rasulullah, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasulullah dan termasuk dalam bangunan masjid.

Berziarah ke Masjid Nabawi ini adalah masyru’ (diperintahkan) dan termasuk ibadah. Penyataan ini sesuai dengan sabda Rasulullah: “Janganlah kau mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu Masjidilharam, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidilaqsa.

Mendalami ilmu agama adalah ibadah yang dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, keutamaannya menjadi berlipat ganda apabila dilakukan di Masjid Nabawi. Seperti sabda Rasulullah, “Barang siapa mendatangi masjidku untuk suatu kebaikan, mempelajarinya dan menularkannya, maka dia seperti seorang yang berjihad di jalan Allah, sedangkan orang yang mendatanginya dengan niat lain, maka dia itu seperti tertegun pada kekayaan orang lain”.

Juga, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang pergi ke Masjid Nabawi untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia akan mendapatkan pahala haji sempurna”.

Rasulullah pun menyebutkan keutamaan shalat di Masjid Nabawi, seperti seribu kali shalat di masjid lainnya, bahkan lebih utama (afdlal). Sabda Rasulullah, “Shalat di masjidku ini lebih utama dari seribu kali shalat di masjid lain, kecuali Masjidilharam”.

Bagi jamaah haji selalu menyempatkan ziarah ke Masjid Nabawi, untuk mendulang pahala dari “masjidku ini”. Utamanya untuk melakukan shalat arbain, 40 kali shalat fardlu tak terputus. Ini semua mengacu pada sabda Rasulullah, “Barangsiapa shalat di masjidku sebanyak 40 shalat, tidak terlewatkan satu shalat pun, niscaya dia akan terbebas dari api neraka, selamat dari siksa, dan bersih dari kemunafikan”.

Selain itu, di masjid yang didirikan atas dasar takwa –seperti ditegaskan dalam Al-Quran surat at-Taubah ayat 108—terdapat tempat ijabah, tempat istimewa di mana doa-doa terkabul yaitu Raudhah atau Raudhatul Jannah (Taman Surga) yang luasnya 22 x 15 m2. Sabda Rasulullah, “Antara rumah dan mimbarku adalah raudhah (taman) dari taman-taman surga, dan mimbarku berada di telagaku”.* Abu Ainun - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya