Jumat, 17 Mei 2024
Unik Menarik
Bersama Tangani Covid-19

Staf Medis Islam dan Yahudi Ibadah Berjamaah Hadap Kiblat Berlawanan

Selasa, 21 April 2020

KISUTA.com - Sebuah pemandangan langka muncul di Israel, kala seorang staf medis Islam dan Yahudi beribadah bersama di tengah tugasnya menangani Covid-19. Ketika nyaris tidak ada waktu istirahat, Avraham Mintz dan Zoher Abu Jama menyempatkan beribadah di jalan sesuai agama masing-masing. Mereka menghadap kiblat yang berlawanan.

Dikabarkan Kompas.com melansir dari CNN, pada Kamis (26/3/2020), keduanya baru saja selesai memeriksa seorang wanita 41 tahun yang mengalami masalah pernapasan di kota Be'er Sheva, Israel selatan. Sebelumnya mereka telah memeriksa seorang pria 77 tahun, dan akan ada lebih banyak lagi panggilan pemeriksaan berikutnya.

Ketika waktu mendekati pukul 6 sore, Mintz dan Abu Jama menyadari mungkin itu satu-satunya waktu istirahat di shift mereka. Kedua anggota Magen David Adom (MDA) yang merupakan layanan tanggap darurat Israel itu berhenti sejenak untuk beribadah.

Mintz yang beragama Yahudi berdiri menghadap Yerusalem, dengan selendang putih dan hitam menggantung di pundaknya. Abu Jama yang seorang Muslim berlutut menghadap Mekkah, dengan sajadah diletakkan di atas aspal. Keduanya beribadah sekitar 15 menit, kemudian kembali ke ambulans untuk melanjutkan pekerjaan.

CNN mengabarkan, bagi kedua paramedis yang secara rutin bekerja bersama 2-3 kali seminggu itu, beribadah bersama bukanlah hal baru.

Namun bagi orang lain, foto Muslim dan Yahudi ibadah bersama adalah inspirasi tersendiri di tengah situasi pandemi virus corona saat ini. Foto mereka diambil oleh seorang rekan kerjanya, dan langsung jadi viral dengan ribuan likes di media sosial dan ramai pemberitaan media internasional.

Seorang warganet merespons foto Muslim dan Yahudi ibadah bersama ini di Instagram: "Saya bangga dengan semua upaya penyelamatan, tidak masalah dari komunitas atau agama apa." Lalu seorang warganet di Twitter menuliskan, "Satu perjuangan! Satu kemenangan! Mari kita bersatu."

"Faktanya itu sangat sederhana yang membuatnya sangat bermakna. Aku percaya bahwa Zoher dan diriku serta sebagian besar dunia mengerti bahwa kita harus tetap semangat dan berdoa. Hanya itu yang bisa dilakukan," kata Mintz (42) kepada CNN. Ayah 9 anak ini adalah pekerja MDA full-time yang juga melatih sukarelawan.

Abu Jama, ayah 7 anak dari kota Bedahat dekat Rahat, adalah salah satu sukarelawan itu. Dia meninggalkan pekerjaannya sebagai instruktur mengemudi untuk membantu sebanyak mungkin dalam wabah Covid-19 di Israel.

"Dalam hal kepercayaan dan kepribadian, kami percaya pada hal yang sama dan kami memiliki kesamaan," kata pria 39 tahun itu dikutip dari CNN.

Menurut Zaki Heller juru bicara MDA, di seluruh Israel tim MDA bisa memenuhi 100.000 panggilan medis di hari-hari tersibuk, 10 kali lipat melebihi kapasitas normal mereka. Selain pekerjaan normal paramedis dan EMT, tim MDA bertugas membawa pasien virus corona ke rumah sakit atau ke hotel karantina yang ditunjuk, melakukan tes Covid-19, mengumpulkan donor darah, dan banyak hal lainnya.

Direktur Jenderal MDA Eli Bin dengan bangga menyebut timnya adalah pahlawan Israel. MDA terdiri dari 2.500 karyawan tetap dan 25.000 sukarelawan. Namun Mintz dan Abu Jama tetap merendah, dan menekankan untuk tetap percaya kepada Tuhan di tengah situasi ini.

"Semua orang takut dengan virus," kata Mintz. "Begitu pula kami, tetapi kami memiliki keyakinan bahwa semuanya ada di bawah kendali Tuhan. Terberkatilah Dia. Kami berdua memercayainya."

Abu Jama sependapat dengan Mintz. "Saya percaya bahwa Tuhan akan membantu kita dan kita akan melewati ini. Kita semua harus berdoa kepada Tuhan untuk membuat kita melalui ini, dan kita akan melewati krisis dunia ini."* das - kisuta.com


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya