Jumat, 10 Mei 2024
Sosok Inspirasi
Alfiana Eka Priyanika

Mahasiswa Fisip UNS Ini Menggagas Gerakan Kebaikan 'Muda Berderma'

Rabu, 5 Agustus 2020
derma.jpg
IST.
ALFIANA di tengah anggota komunitas Muda Berderma.*

KISUTA.com - Pandemi Covid-19 masih berlangsung hingga kini. Kurva masih mengalami kenaikan. Meski di tengah pandemi, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tetap melakukan serangkaian kegiatan positif dengan menggagas gerakan kebaikan yang bernama Muda Berderma yang dibangun sejak tahun 2019 lalu.

Mahasiswa tersebut adalah Alfiana Eka Priyanika, mahasiswa Program Studi (Prodi) D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS. Serangkaian kegiatan positif seperti penyaluran Sembako, berbagi makanan, menyambangi keluarga kurang mampu, dan pada masa pandemi ini menggalang donasi untuk memberikan Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga medis telah dilakukan.

Muda Berderma merupakan komunitas sosial dan pendidikan yang berbasis kemanusiaan di Klaten. "Muda Berderma itu komunitas sosial dan pendidikan berbasis kemanusiaan yang ada di Klaten, jadi _basecamp_nya ada di Klaten. Kemudian, anggotanya ada mahasiswa, pelajar SMA, kemudian ada yang sudah kerja. Kita juga ada relawan dan donatur tetapnya sekitar 80-an orang," terang Alfiana, Selasa (4/8/2020).

Dalam melaksanakan kegiatannya, Muda Berderma menjalin kolaborasi dengan lembaga filantropi seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Klaten. Pada bulan Juli ini, Muda Berderma sedang bekerja sama dengan Peduli Anak Yatim Klaten (PAYK) yang berdiri sejak tahun 2015. Setiap 1 bulan sekali, PAYK di akhir bulan memiliki program untuk menyantuni anak yatim yang berada di Klaten yang berjumlah 15 – 30 anak yatim.

Setelah Muda Berderma bergandengan tangan dengan PAYK, tercetus program Senyum Yatim yang berkonsep door to door, mengunjungi anak-anak yatim di Klaten di rumahnya. Pada kegiatan Senyum Yatim terdapat 112 anak yang mendapat manfaat dari program ini berupa bantuan finansial dan Sembako.

Selain bersama PAYK, Muda Berderma juga menggandeng 19 komunitas di Klaten. Dari situ, terkumpul donasi sebanyak Rp. 30.966.000,00. Penyaluran dilakukan pada anak-anak yatim yang berada di Klaten dengan syarat penghasilan wali mereka di bawah Rp. 20.000 per hari.

Saat melakukan asesmen ke lapangan, Alfiana bercerita mengenai kisah haru anak yatim bernama Lintang dan Bintang. Mereka berdua hidup bersama dengan kakek neneknya karena orang tuanya telah tiada. Kakek nenek mereka bekerja sebagai pemasang lem di souvenir pernikahan. Pada masa pandemi ini, mereka tidak dapat bekerja karena souvenir tidak terlalu dibutuhkan, maka mereka hanya bisa mengharapkan bantuan karena tidak memiliki pendapatan sama sekali.

"Jadi, pandemi kayak gini itu mereka nggak ada job jadi hanya mengharapkan bantuan saja. Nah, kita itu kayak ditampar banget. Kayak kita aja misal 5.000 -10.000 itu bisa beli thai tea tapi bagi mereka itu 5.000 -10.000 buat makan berempat dan buat satu hari. Jadi, memang sasarannya benar-benar tertarget," ucap Alfiana.

Alfiana berharap, kegiatan Senyum Yatim dapat membantu perekonomian para pengasuh anak yatim dan bagi anak yatim itu sendiri.

"Semoga bisa membantu perekonomian dari para pengasuh anak yatim dan para anak yatim di Klaten. Kemudian harapannya juga bisa memunculkan rasa saling membantu diantara teman-teman donatur," harap Alfiana.* eko prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya