Sabtu, 4 Mei 2024
Wisata & Sejarah
Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Jejak Cinta Proklamator dengan Perempuan Penjahit Bendera Pusaka

Minggu, 23 Agustus 2020
bung.jpg
Eko Prasetyo/KISUTA.com

KISUTA.com - Proklamator Republik Indonesia yang juga Presiden pertama Indonesoia Ir. Soekarno pernah diasingkan oleh penjajah Belanda di Bengkulu. Ia diasingkan sekitar empat tahun mulai tahun 1938 hingga tahun 1942. Tempat pengasingan itu hingga kini masih tertata rapi.

"Rumah itu berada di Jalan Soekarno-Hatta RT 05 RW 02 No. 02 Kelurahan Anggut Atas. Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu," ungkap Ikhsan, penduduk Kota Bengkulu.

Awalnya, menurut Ikhsan, rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Rumah itu berada di atas tanah seluas sekira 40.434 meter persegi.

Rumah berarsitektur perpadauan Eropa dan Cina itu sendiri berukuran sekitar 9x18,5 meter. Rumah yang ada di bumi Reflesia dibangun oleh Tjang Tjeng Kwai, pada tahun 1918. Ketika itu, Tjang Tjeng Kwai bekerja sebagai penyalur bahan pokok untuk keperluan pemerintah kolonial Belanda di Bengkulu. Bangunan itu berisi sekaligus peninggalan Presiden pertama RI. Terdapat satu unit sepeda ontel, satu set kursi yang terletak di ruang tamu, lemari makan, surat cinta Bung Karno untuk Fatmawati dan meja rias yang terdapat di kamar Bung Karno.

Selain itu, rumah pengasingan Bung Karno terdapat 303 judul buku dengan bahasa Belanda yang terdapat di ruang kerja Bung Karno bagian depan, 120 pakaian pentas sandiwara Monte Carlo, koleksi foto sebanyak 22 buah, tempat tidur.

"Termasuk satu unit sepeda ontel, satu set kursi yang terletak di ruang tamu, lemari makan, surat cinta Bung Karno untuk Fatmawati dan meja rias yang terdapat di kamar Bung Karno," ungkap Ikhsan.

Sementara itu, Lipnaldi mengemukakan, di rumah ini terdapat barang-barang peninggalan Soekarno. Ada ranjang besi yang pernah dipakai Soekarno dan keluarganya, koleksi buku yang mayoritas berbahasa Belanda serta seragam grup tonil Monte Carlo asuhan Soekarno semasa di Bengkulu. Ada juga foto-foto Soekarno dan keluarganya yang menghiasi hampir seluruh ruangan. " Untuk sepeda tua yang dipakai Soekarno selama di Bengkulu dipajang rapi di sudut ruang," jelas Lipnaldi.

Rumah pengasingan Bung Karno di Anggut Atas menjadi bukti otentik sejarah bahwa pemimpin besar revolusioner Republik Indonesia pernah mendiami provinsi Bengkulu dan Fatmawati adalah ibu negara RI pertama merupakan putri Bengkulu.

Pada kesempatan itu, Lipnaldi yang juga dosen perguruan tinggi di Bengkulu bercerita sekilas, saat Soekarno diasingkan di Bengkulu, sempat mengajar salah satu sekolah rakyat Muhammadiyah karena diberi tugas oleh salah satu tokoh Muhammadiyah Bengkulu yaitu Hasan Din. Ketika mengajar di kelas, dimana Seokarno tertarik dengan seorang gadis muda beliau yang cerdas dan berani bernama Fatmawati, ananda dari tokoh Muhammadiyah Hasan Din.

Namun, Bung Karno ketika itu masih memiliki istri sah yaitu Inggit dan umur dengan gadis Fatmawati terpaut sekitar 20 tahun. Akan tetapi niatan dan cinta tersebut, akhirnya membuat Seokarno berpisah dengan Inggit Garnasih dan menikahi Fatmawati pada tahun 1943 yang diwakili oleh penghulu. Karena saat itu, Bung Karno sudah dibawa ke Jakarta oleh kolonial penjajah Jepang.

Pernikahan Soekarno dengan Fatmawati, dikarunia 5 putra dan putri yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Menjelang Proklamasi kemerdekaan RI dibacakan oleh Soekarno - Hatta, Fatmawati menjahit bendera merah putih saat hamil pertama. Kemudian 17 Agustus 1945, bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati yang dinaikkan saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini bendera sangsaka merah putih tersebut sebagai benda bersejarah di museum sejarah Indonesia.* eko prasetyo - kisuta.com


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya