Kamis, 2 Mei 2024
Sosok Inspirasi
Eryneta dan Dji Hanafit

Tebak Raja Antarkan Mahasiswa UNS Juara di Ajang PGSD Fair Unimed

Sabtu, 26 September 2020
dji.jpg
Humas UNS

KISUTA.com - Setelah menghadirkan ide aplikasi Go-Bung, Eryneta Nurul Hasanah dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil meraih prestasi dengan aplikasi Tebak Aksara Jawa (Tebak Raja). Bersama dengan Dji Hanafit dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin yang juga beberapa kali menorehkan prestasi, Eryn berhasil menduduki Juara 3 di Lomba Esai Nasional PGSD Fair Universitas Negeri Medan (Unimed) pada Selasa (15/9/2020) lalu.

Pada lomba dengan subtema Inovasi Media Pembelajaran Berbasis IT tersebut, keduanya membuat aplikasi permainan Tebak Raja sebagai inovasi media pembelajaran membaca aksara Jawa berbasis Informasi dan Teknologi. Di mana aksara Jawa yang digunakan sebatas kata yang mengandung aksara murda, aksara swara, dan angka.

"Tebak Raja mengharuskan peserta didik atau pengguna untuk menulis huruf latin dari aksara jawa yang muncul di layar aplikasi. Jika mereka tidak bisa menjawab, ya mereka tidak bisa lanjut ke level selanjutnya," ujar Eryn, di Kampus UNS, Solo (25/9/2020).

Sasaran utama aplikasi ini, imbuh Eryn, merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini didasarkan pada pertimbangan masalah-masalah pembelajaran aksara Jawa yang terjadi di SMP di mana masa tersebut juga merupakan peralihan dari SD ke SMA.

"Jadi, menurut kami inovasi ini cocok untuk diterapkan. Harapan kami, ketika nanti peserta didik sudah SMA, hambatan belajar aksara Jawa bisa terminimalisir atau diatasi," tambah Eryn.

Terkait uji coba aplikasi, sebelum final pada 15 September, Eryn dan Dji sudah mengujicobakan Tebak Raja kepada sebelas siswa SMP di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Respons baik pun diberikan oleh para siswa tersebut sehingga Eryn dan Dji merasa senang karena dapat membantu para siswa.

Saat ditanya perihal tahapan lomba, Eryn menjelaskan tahapan lomba esai ini sama seperti lomba esai pada umumnya. Hanya saja, karena pandemi, sistem lomba diubah menjadi daring. Di mana para peserta seharusnya dapat bermain ke Medan, kali ini harus mengikuti lomba dari rumah masing-masing.

Oleh karena itu, beberapa hambatan pun dialami oleh Eryn dan Dji. Eryn mengaku, perlombaan via daring seperti ini membutuhkan usaha yang lebih besar dari biasanya. Terlebih untuk presentasi, yang mana mereka harus mulai dari latihan sendiri, menyiapkan Power Point, membuat video presentasi sesuai bagian, hingga mengunggah ke YouTube.

"Tapi Alhamdulillah semua bisa diatasi dan memberikan hasil yang harus disyukuri," pungkas Eryn.* eko prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya