Minggu, 28 April 2024
Sosok Inspirasi
Widyawati Dyah Setyaningrum

Kerap Bergaul dengan Teman Tuli, Mahasiswi UNS Ini Jadi Juru Bahasa Isyarat

Senin, 9 November 2020
isyarat.jpg
Dok.Pri

KISUTA.com – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta terus berupaya untuk mewujudkan lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap penyandang difabel. Salah satu aspek yang harus diwujudkan adalah adanya juru bahasa isyarat dalam setiap agenda di UNS.

Penguasaan bahasa isyarat diperlukan agar teman tuli paham apa yang disampaikan oleh orang dengar. Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Khusus FKIP UNS, Widyawati Dyah Setyaningrum yang kerap muncul sebagai juru bahasa isyarat di UNS berbagi kisahnya pada wartawan.

Bermula dari menjadi mahasiswa baru di Prodi Pendidikan Khusus, mahasiswa angkatan 2017 ini mulai belajar bahasa isyarat.

“Belajar bahasa isyarat itu dari awal masuk kuliah di Pendidikan Khusus. Tahu kalau di Prodi buka kelas belajar bahasa isyarat, terus ikutan sama teman-teman yang lain juga. Dari situ, aku bisa kenalan sama teman tuli yang waktu itu jadi tentor belajar isyarat, sampai akhirnya, sekarang pun masih sering main bareng dan karena main bareng itu jadi kebiasaan pakai bahasa isyarat dan lama kelamaan bisa terbiasa sama isyarat,” jelas perempuan yang dipanggil Widya ini, di kampus UNS, Solo, Senin (9/11/2020).

Widya mulai intens belajar bahasa isyarat ketika di luar kelas, tepatnya saat bermain bersama teman tuli. Sering berbaur dengan teman tuli, Widya harus membiasakan berbahasa isyarat agar komunikasi dapat berjalan 2 arah. Ia sempat mengalami kendala saat masih awal belajar bahasa isyarat, Widya merasa bingung harus memulai belajar bahasa isyarat darimana karena ketika berada di kelas, hanya terbatas pada materi saja dengan waktu yang singkat. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk belajar bahasa isyarat lebih lanjut dengan cara bergaul langsung bersama teman tuli.

Di Indonesia sendiri, terdapat 2 bahasa isyarat yakni SIBI dan Bisindo. Widya pun turut menjelaskan perbedaan 2 bahasa isyarat ini. SIBI itu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia, isyarat ini membantu teman-teman tuli dalam mengenal struktur kalimat bahasa Indonesia. Sistem isyarat ini dibuat oleh teman dengar, bukan teman tuli yang buat ini. Sedangkan Bisindo ini adalah Bahasa Isyarat Indonesia.

"Bisindo ini yang aku pelajari dari awal kenal bahasa isyarat dan temen tuli juga kalau ngobrol biasa pakai ini. Karena ini basicnya adalah enterpretasi bukan translasi, dengan begitu bisa memudahkan teman tuli dalam memahaminya,” terang Widya.

Menginjak semester 2, Widya sudah mulai aktif menjadi juru bahasa isyarat di acara-acara kampus. Setiap tahun, ia menjadi juru bahasa isyarat pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB UNS). Walau sering menjadi juru bahasa isyarat, Widya mengaku ia akan terus belajar karena pada setiap acara mengangkat tema yang berbeda. Dari situ, ia belajar kosakata baru. Selain menambah kosakata, Widya juga belajar etika juru bahasa isyarat yang benar, kode etik, dan SOP berpakaian yang menambah wawasannya ketika menjadi juru bahasa isyarat.

Widya mengatakan, saat ini sangat dibutuhkan orang yang dapat berperan sebagai juru bahasa isyarat.

“Kita butuh banget, bahkan sangat butuh orang yang bersedia menjadi juru bahasa isyarat. Mengingat Indonesia sekarang sudah sangat fokus untuk akses teman-teman difabel, maka artinya aksesibilitor atau orang yang memberikan akses juga butuh banyak orang, salah satunya juru bahasa isyarat,” tutur Widya.

Widya menambahkan, tidak perlu khawatir apabila hendak belajar bahasa isyarat karena sekarang terdapat berbagai kegiatan pelatihan di Gerkatin dan Pusbisindo.

“Setiap orang yang mau belajar isyarat itu awalnya pasti bingung, kayak ini gimana ya cara ngembangin kemampuan bahasa isyarat. Sekarang nggak usah bingung lagi, bisa langsung join setiap kegiatan Gerkatin, disana kalian bisa berteman langsung sama teman tuli dan sekarang, juga ada yang lebih gampang lagi yaitu PUSBISINDO. Ini semacam kelas isyarat yang bersertifikasi dan berlevel. Jadi, jangan khawatir ilmu kalian bakal tetep sebatas kosakata sederhana aja tapi di PUSBISINDO kalian bisa upgrade kemampuan di setaip levelnya,” pungkas Widya.* Eko Prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya