Minggu, 5 Mei 2024
Sosok Inspirasi

Gagas Smart Historical Tourism All-in App, Mahasiswa UNS Sabet Silver Medal Tingkat Internasional

Selasa, 16 Maret 2021
smart.jpg
Humas UNS

KISUTA.com – Empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta angkatan 2017 berhasil menyabet Medali Perak atau Silver Medal pada ajang ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) yang digelar Februari 2021 lalu.

Prestasi internasional tersebut ditorehkan oleh Abyan Ajrurrafi Syauqi (Ilmu Komunikasi), Muhammad Dani Mulyawan (Statistika), Roisatul Khoiriyati (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian), serta Tasya Ayu Oktayana (Pendidikan Bahasa Jawa) setelah bersaing ketat dengan 450 tim dari kurang lebih 20 negara di dunia.

Dua puluh negara itu antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Nepal, Kamboja, Korea Selatan, US, Iran, Brazil, Turki, Mexico, Thailand, Mesir, Hongkong, Filipina, Rusia, Mesir, Azerbaijan, Sudan, dan Yaman.

Adapun penyelenggara AISEEF ialah IYSA yang berkolaborasi dengan Food Technology Departmen of IPB, Nutrition Departmen of Undip, Udinus, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), dan Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia.

“AISEEF merupakan ajang internasional yang diikuti oleh inovator dari berbagai negara di dunia. Perlombaan kali ini mengangkat beberapa tema general yang menjadi spesifikasi untuk para inovator, yaitu entrepreneur, enviromental-science, innovative-science, dan social-science,” ungkap Abyan Syauqi selaku Ketua Tim, Senin (15/3/2021).

NATAYA: A Smart Historical Tourism All-in App as Solution to Support Internet of Things in Industry Revolution 4.0 Era menjadi ide yang mengantarkan Abyan dan tim meraih gelar itu. Abyan pun menjelaskan, NATAYA merupakan ide aplikasi yang memuat beragam informasi seputar pariwisata dan kebudayaan Solo.

Tidak hanya informasi untuk mempromosikan dan mengenal lebih dekat Kota Solo, NATAYA juga dihadirkan sebagai wadah pemesanan tiket museum sehingga memudahkan pelanggan maupun penyedia layanan dalam meningkatkan daya tarik.

Ide ini digagas Abyan dan tim mengingat potensi Kota Solo dengan city branding-nya sebagai The Spirit of Java dan Kota Budaya. Namun, mereka pun melihat promosi dan akses terhadap beragam informasi objek wisata yang ada masih kurang maksimal.

Keterbatasan tersebut, imbuh Abyan, menjadikan berkurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke tempat-tempat yang berhubungan dengan budaya dan sejarah. Misal, museum yang masih sepi pengunjung dan banyak yang belum memahami terkait tarif masuk museum pun sistem pertiketannya.

“Dari hasil observasi kita begitu, masih sebatas tempat study tour. Dan karena Solo punya banyak situs budaya dan sejarah serta berbagai pementasan budaya, maka cocok banget jadi objek dari ‘Smart Historical Tourism App’ ini. Juga karena kita dari UNS, kita membuat sesuatu yang sekiranya bermanfaat untuk masyarakat Solo,” jelas Abyan.

Keinginan untuk bermanfaat itu pun tergambar dari pemilihan NATAYA sebagai nama aplikasi yang memiliki arti pelindung dalam bahasa Jawa. Nama tersebut melambangkan upaya Abyan dan kawan-kawan untuk menjadi pelindung budaya Jawa karena budaya ialah warisan untuk diturunkan ke generasi penerusnya.

Di sisi lain, Smart Historical Tourism All-in App adalah wujud dukungan dan pemanfaatan Internet of Things (IoT) atau konsep Internet untuk segala di Era Revolusi Industri 4.0. Menurutnya, IoT merupakan cara yang tepat untuk mengenalkan Surakarta dengan lebih mudah.

“Terlebih, saat ini belum ada platform yang secara khusus memfasilitasi terkait pengembangan pariwisata budaya dan sejarah seperti ini,” imbuh Abyan.

Saat ditanya perihal strategi khusus yang diterapkan, Abyan mengatakan bahwa timnya lebih menekankan pada urgensi, visibilitas, relevansi, dan diferensiasi ide. Mereka melakukan beberapa tahap.

Tahap awal, mencari ide yang sekiranya memiliki urgensi, visibilitas, dan relevansi pada kondisi saat ini sebagai garis besar penyusunan konsep. Kemudian mencari dan mengamati aplikasi tourism apa yang sudah ada. Lalu menggabungkan hasil observasi dengan ide dasar mereka dan memikirkan diferensiasi apa yang belum ada di aplikasi-aplikasi lain.

“Kedepannya kami berharap adanya kolaborasi yang nantinya dapat mewujudkan konsep yang sudah kami buat ini. Bisa jadi aplikasi yang benar-benar dirasakan manfaatnya buat semua orang, khususnya masyarakat Solo dan turis yang ingin berkunjung pun belajar ke Solo” tutur Abyan menutup perbincangan.* Eko Prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya