Selasa, 14 Mei 2024
Sosok Inspirasi

Gelar Silaturahmi Tahunan, Rektor UNS Tekankan Esensi Idulfitri

Senin, 17 Mei 2021
jamal_3.jpg
Humas UNS
REKTOR UNS, Prof. Jamal Wiwoho.*

KISUTA.com – Keluarga besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara silaturahmi tahunan dalam rangka hari raya Idulfitri 1442 H pada hari Senin (17/5/2021). Acara tersebut dilaksanakan secara luring di Auditorium UNS dan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Selain itu, acara silaturahmi tahunan juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube UNS.

Acara silaturahmi tahunan merupakan tradisi rutin yang dilaksanakan oleh UNS. Tujuan dari acara tersebut adalah untuk memperkuat tali silaturahmi dan membangun nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan seluruh sivitas akademika UNS.

Selain dihadiri oleh seluruh sivitas akademika UNS, acara silaturahmi dalam rangka hari raya Idulfitri 1442 H juga dihadiri oleh para alumni UNS dan sejumlah tamu undangan lainnya. UNS turut mengundang Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA yang dipercayai menjadi penceramah. Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA merupakan Menteri Pendidikan Nasional RI Periode 2009 – 2014. Saat ini, Prof. K.H Muhammad Nuh menjabat sebagai Ketua Badan Wakaf Indonesia.

Acara silaturahmi tahunan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur`an oleh mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UNS, yaitu Muhammad Hadziq Munajih. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho. Dalam sambutannya, Prof. Jamal mengungkapkan bahwa hari raya Idulfitri 1442 H merupakan hari yang istimewa karena bertepatan dengan hari raya umat Kristiani yakni Kenaikan Isa Almasih.

“Peristiwa ini menandakan kebesaran Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang ingin mengajak umatnya untuk hidup berdampingan, mempererat tali silaturahmi dan menjaga sikap toleransi antar umat,” kata Prof. Jamal.

Selain bertepatan dengan hari raya Kenaikan Isa Almasih, Idulfitri 1442 H merupakan tahun kedua bagi umat muslim di Indonesia dalam menyambut hari kemenangan di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, nuansa puasa tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Umat muslim tidak hanya menuntaskan ibadah puasa dan amalan pendukung lainnya selama bulan Ramadan tetapi juga mampu menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Prof. Jamal menjelaskan bahwa kemampuan dalam menjalani ibadah puasa di tengah pandemi merupakan buah dari asupan nutrisi keimanan dan ketaqwaan yang diperoleh selama Ramadan. Ramadan telah membawa keberkahan dengan mengajarkan umat muslim untuk senantiasa bersikap istiqomah dalam menjalani kehidupan. Sama halnya dalam menghadapi pandemi Covid-19, manusia harus istiqomah dalam kepatuhan guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

“Manifestasi kesalehan tanda kita kembali fitri adalah jika kita mematuhi anjuran pemerintah untuk menjaga jarak fisik, memakai masker ke mana pun kita pergi, dan mencuci tangan, termasuk tidak mudik atau pulang kampung,” imbuh Prof. Jamal.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Prof. Jamal menegaskan bahwa esensi Idulfitri bukan tentang pulang kampung, melainkan senantiasa menjaga hati agar tetap suci.

“Esensi Idulfitri itu sejatinya bukan di kampung halaman, akan tetapi di manapun tempatnya selagi hati kita benar-benar masih terjaga dari kesucian,” pungkas Prof. Jamal.* Eko Prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya