Rabu, 15 Mei 2024
Sosok Inspirasi

PTM Terbatas Disambut Antusias

Senin, 31 Mei 2021
aguru4.jpg
Dok.Humas Pemkot Bandung
SIMULASI pembelajaran tatap muka di Kota Bandung.*

KISUTA.com - Pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak tanpa terkecuali bagi dunia pendidikan Indonesia. Dampak yang paling menyesakkan, peserta didik tak bisa belajar di sekolah lebih satu tahun ini.

Ketika ada sinyal sekolah sudah bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar lagi, ini sangat menyita perhatian semua pihak. Rencana ini disambut berbagai perasaan, sikap dan tanggapan. Anak-anak begitu gembira bisa kembali sekolah 'normal' setelah lama terkungkung.

Pun orang tua, pemerintah dan berbagai pihak terkait menyambut dengan antusias. Meski tetap menyisakan kekhawatiran mengingat Covid-19 masih mengintai. Ini memaksa pemerintah dituntut untuk melakukan persiapan yang matang.

Di Kota Bandung, rencana melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) disambut antusias. Pemkot berkomitmen untuk terus menyiapkan PTM. Targetnya, Kota Bandung bisa menggelar PTM pada Juli mendatang.

“Di hari peringatan Hardiknas ini, kita berharap proses belajar mengajar siswa-siswi bisa lebih baik dan lancar,” kata Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Minggu (2/5/2021).

Ia menyatakan, Pemkot Bandung terus menyiapkan berbagai keperluan penunjang PTM. Utamanya yang bersinggungan dengan urusan kesehatan.

“Mudah-mudahan ke depan anak-anak kita bisa belajar tatap muka kembali. Insyaallah dimulai Juli yang akan datang. Tapi tentu saja ini harus kita siapkan seluruh infrastrukturnya,” katanya.

Wali kota memastikan, pada PTM nanti, keamanan dan kenyamanan siswa menjadi prioritas. Sehingga ia telah menginstruksikan Disdik untuk berhati-hati dan teliti dalam menyiapkan daftar periksa kebutuhan PTM.

“Outputnya atau akhirnya adalah bagaimana anak-anak bisa serentak berjalan dengan baik. Anak-anak bisa nyaman kembali belajar. Sehingga mereka bisa merdeka, dan kembali belajar seperti sebelum ada Covid-19,” tuturnya.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung memastikan mengutamakan keselamatan peserta didik saat PTM terbatas berlangsung pada Juli mendatang.

Kepala Disdik Kota Bandung, Hikmat Ginanjar menjelaskan, PTM yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang sifatnya terbatas. Artinya, tidak semua sekolah bisa menggelar PTM Terbatas.

“Saat ini Dinas Pendidikan Kota Bandung sedang mempersiapkan sekolah-sekolah yang mengajukan diri dan layak untuk melakukan PTM. Karena tidak semua sekolah mampu memenuhi standar pelaksanaan PTM sesuai SKB 4 Menteri,” kata Hikmat Ginanjar, Sabtu (29/5/2021).

Tahapan Persiapan
Sebagai persiapan pelaksanaan PTM terbatas, Disdik Kota Bandung melakukan beberapa tahapan persiapan. Mulai dari rapat pimpinan (Rapim), Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder, koordinasi dan konsolidasi dengan Perangkat Daerah (PD) terkait dan kewilayahan hingga melaksanakan monitor dan evaluasi (monev) kesiapan sekolah.

“Nanti Disdik, aparatur kewilayahan, Puskesmas setempat, Dinkes, dan Satgas Covid-19 di kewilayahan akan meninjau sesuai instrumen kesiapan. Kalau hasil monev-nya sekolah tersebut belum siap, maka belum bisa melakukan PTM terbatas, ” ujarnya.

Oleh karenanya, Hikmat memastikan, PTM terbatas tidak boleh dipaksakan. PTM terbatas hanya dilaksanakan oleh sekolah yang sudah siap dan telah memenuhi uji kelaikan.

Sedangkan sekolah yang belum siap, bisa memperbaiki mulai dari kesiapan para pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) maupun sarana prasarananya.

“Bisa mulai pada Agustus atau bulan-bulan berikutnya setelah sarpras (sarana dan prasarana) dan standar pelaksanaan PTM terpenuhi. Jadi jangan dipaksakan karena yang utama adalah keselamatan anak,” jelasnya.

Perlu diketahui, ada beberapa perencanaan yang harus dipersiapkan sebelum pelaksaanaan PTM di sekolah. Di antaranya penyiapan sarana prasarana berbasis protokol kesehatan Covid-19 seperti wastafel cuci tangan, disinfektan, hand sanitizer, dan thermogun, dan lainnya.

Selain itu ada juga penyiapan kurikulum/desain PTM (terori dan praktek), sosialisasi adaptasi kebiasaan baru ke seluruh warga sekolah meliputi guru, tata usaha, siswa dan orang tua. Termasuk pembentukan tim satgas Covid-19 sekolah.

“Tentu saja, semua pihak harus menerapkan protokol kesehatan 5 M seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ini sebagai upaya untuk saling menjaga satu sama lain,” ujar Hikmat.

Siap Digelar
Guna mempersiapkan PTM, Pemkot Bandung telah melakukan berbagai hal. Salah satunya, vaksin bagi tenaga Pendidik dan Kependidikan sebagai salah satu syarat mutlak.

Pemkot Bandung melalui Disdik juga sudah melakukan simulasi serta Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder pendidikan.

"Jadi pada dasarnya Pemerintah Kota Bandung sudah siap. Meskipun kita tetap menunggu regulasi dari pemerintah pusat. Tapi di sekolah-sekolah itu infrastruktur prokesnya sudah disiapkan," kata Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana ketika meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis 2 untuk PTK Wilayah Bandung Wetan di SMP Taruna Bakti, Kota Bandung, Rabu (19 Mei 2021).

Pemkot Bandung terus melakukan berbagai upaya dalam mempersiapkan PTM yang rencananya dimulai pada Juli mendatang. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi bagi PTK.

"Karena buat kami, proses vaksin untuk tenaga pendidik menjadi syarat mutlak untuk PTM," kata Yana ketika meninjau vaksinasi di SDN 023 Pajagalan, Selasa (18/5/2021).

Yana menuturkan, vaksinasi diharapkan bisa membentuk kekebalan kelompok. Sehingga mereka bisa melindungi orang-orang yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19.

Dikatakan Yana, simulasi yang dilakukan terkait jam masuk dan pulang para peserta didik, tiap kelas pun memiliki waktu berbeda, sehingga tidak saling bersinggungan saat masuk dan keluar sekolah.

"Misalkan untuk SMP, kelas 1 masuk jam 7 pulang jam 10, kelas 2 masuk jam 7.30 pulang 10.30, kemudian kelas tiganya dari jam 8 sampai 11, sehingga gak ketemu. Kantin juga tidak boleh buka," katanya.

PTM diutamakan untuk pelajaran yang memang harus tatap muka atau praktek. Pelajaran yang bisa lewat PJJ, dilakukan secara PJJ.

Ketua Yayasan Taruna Bakti, Ibramsyah Amir mengatakan, pihaknya sudah melakukan gladi resik untuk mensimulasikan PTM. "Minggu lalu kami melakukan gladi resik, dan akan dilanjutkan dengan gladi resik lainnya sampai persiapannya sangat matang," ucapnya.

"Kami menilai beberapa aspek yang butuh perbaikan dari sisi teknis kemudian bagaimana layout ruangan. Sehingga bisa mencakup semua murid-murid, baik yang ada di dalam offline ataupun dalam online," tambahnya.

Menurut Ibramsyah, hal itu bertujuan karena kapasitas yang diperbolehkan untuk PTM adalah 50 persen, sehingga infrastruktur harus dipersiapkan semaksimal mungkin.

"Jadi secara penyelenggaraaan pendidikan, kami sudah siap. Tetapi balik lagi kepada orang tua. Jadi sekolah sudah siap, pemerintah mendukung, kalau tidak ada izin dari orang tua, itu juga tidak akan terlaksana," ucapnya.

Ia menekannya, dalam PTM kuncinya adalah kolaborasi antara stakeholder, baik orang tua penyelenggara pendidikan, dan pemerintah. "Kalau ditanya ketika PTM ini nanti diperbolehkan, ya kami bisa jalan dengan persetujuan orang tua," lanjutnya.

Ibramsyah pun mengaku sudah menyebarkan angket sesuai edaran dari Disdik ke beberapa unit sekolah di bawah Yayasan Taruna Bakti. "Karena Taruna Bakti mulai dari pendidikan dasar, ada PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai Akademi Sekretaris, beberapa unit sudah dilakukan penyebaran angket sesuai anjuran disdik, ada juga yang belum seperti SMA, karena belum dapat arahan dari Provinsi," katanya.

Ia mengungkapkan, hasilnya sementara memang tingkat keikutsertaan dalam PTM 60-70 persen setuju. "Jadi tergantung level. Ketika di TK mungkin orangtua belum terlalu membiarkan anaknya bersekolah menyebabkan hanya 40 persen setuju. Kalau SMP itu cukup tinggi. Kita masih tunggu 'feedback'-nya untuk unit-unit lain," ucapnya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdik Kota Bandung, Edy Suparjoto menyatakan, kesiapan infrastruktur untuk SD dan SMP negeri sudah mencapai 100 persen. Sedangkan kesiapan sarana dan prasarana penunjang PTM di sekolah swasta juga sudah mencapai 98 persen.

Meski begitu, kata Edy, penyelenggaraan PTM tetap tergantung izin dan kesiapan para orang tua siswa. Hal itu menjadi prasyarat utama untuk memulai PTM di Kota Bandung.

“Pak Wali sudah mewanti-wanti jangan tergesa-gesa. Dari daftar periksa kita, analisa dengan prinsip 5S yaitu Siap guru, Siap siswa, Siap sarana prasarana, Siap kepala sekolah dan Siap orangtua. Hal penting bagaimana guru dan orang tua memberikan kesiapan apakah secara mental ataupun kondisi kesehatannya,” papar Edy.

Pola pelaksanaan PTM nanti dilaksanakan terbatas. Bukan hanya menyoal kapasitas saja, tetapi juga mata pelajaran. Sejumlah aktivitas juga masih belum diperbolehkan berjalan normal.* Dadang Sutarjan - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya