Sabtu, 4 Mei 2024
Sosok Inspirasi

FKIP UNS Adakan Workshop Evaluasi S2 Pendidikan Sains

Rabu, 25 Agustus 2021
eva_2.jpg
Humas UNS

KISUTA.com - Selasa-Rabu, 24-25 Agustus 2021 Program Studi S2 Pendidikan Sains Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan “Workshop Evaluasi Kurikulum S2 Pendidikan Sains”. Acara “Workshop Evaluasi Kurikulum S2 Pendidikan Sains” yang diadakan S2 Pendidikan Sains UNS ini mengundang narasumber tunggal, yakni Dr. Ida Kaniawati, M.Si dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Pada hari pertama, acara “Workshop Evaluasi Kurikulum S2 Pendidikan Sains” dibuka langsung Wakil Dekan I Bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FKIP UNS Prof Dr Slamet Subiyantoro, M.Si, berpesan bahwa sesungguhnya perubahan menjadi kata kunci di tengah-tengah perubahan manusia. Perubahan kini menjadi kata kunci. Institusi hanya sebagai sistem dari pranata penghasil sumber daya manusia (SDM), termasuk institusi pendidikan. Kurikulum sebagai seperangkat rancangan capaian pembelajaran yang sudah dirumuskan dan kajian yang sudah dianalisis serta instrumen penilaian yang sudah diukur. Tetapi yang terpenting adalah kita sendiri sebagai pelaku kurikulum,” terang Prof Dr Slamet Subiyantoro, M.Si.

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FKIP UNS Prof Dr Slamet Subiyantoro, M.Si sangat mengapresiasi revisi atau peninjauan kurikulum 2016 menjadi kurikulum 2020, sehingga memang perlu masukan dan diperbaikan. Kurikulum sangat penting, tetapi pengguna yang akan mengimplementasikan juga sangat penting. Sebagai pengguna bisa mengantarkan input yang diproses melalui kurikulum yang dibuat untuk menghasilkan output yang bagus sangat penting sekali. Kurikulum yang disusun sangat baik harus diselaraskan sesuai dengan perangkat dan keinginan. Terkait tantangan literasi data dalam teknologi juga harus diselaraskan, termasuk literasi akhlak bagi mahasiswa S2 kedepannya. Keberadaan program S2 Pendidikan Sains ini merupakan 5 program studi Magister yang sudah terakreditasi A dari 17 program studi Magister yang sudah terakreditasi atau sekitar 29 persen yang kini ada di FKIP UNS. Tentunya, kedepan perlu diproyeksikan menuju Akreditasi Internasional dan saya kira memang sudah waktunya, “ terang Wakil Dekan I Bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FKIP UNS Prof Dr Slamet Subiyantoro, M.Si.

Pengembangan Kurikulum
Selanjutnya, Dr. Sarwanto, S.Pd, M.Si selaku Kepala Program Studi S2 Pendidikan Sains FKIP UNS berharap acara “Workshop Evaluasi Kurikulum S2 Pendidikan Sains” bisa memberikan masukan terhadap Kurikulum S2 Pendidikan Sains. Berdasarkan Kurikulum yang ada, maka disusunlah Visi Program Studi tahun 2019 – 2023, yakni “Sebagai Pusat Pengembangan Keilmuan dan Pembelajaran IPA yang Unggul di Tingkat Internasional”. Sedangkan Visi Program Studi Pendidikan Sains FKIP UNS ini memiliki 2 kata kunci (Dwi Matra), yakni 1). Fokus pengembangan ilmu dan pembelajaran sains era revolusi digital, dan 2) Keunggulan di tingkat internasional. Dalam hal ini, Dr. Sarwanto, S.Pd, M.Si selaku Kepala Program Studi S2 Pendidikan Sains FKIP UNS mengatakan bahwa “Workshop Evaluasi Kurikulum S2 Pendidikan Sains” sebagai langkah perbaikan yang terus dilakukan dan berharap ada masukan dan catatan dari narasumber untuk perbaikan S2 Pendidikan Sains UNS kedepannya.

Pada saat “Workshop Evaluasi Kurikulum S2 Pendidikan Sains”, narasumber Dr. Ida Kaniawati, M.Si dari UPI Bandung memaparkan tentang bagaimana pengembangan kurikulum, paradigma kurikulum dan tahapan penyusunan kurikulum perguruan tinggi. Bahkan, Dr. Ida Kaniawati, M.Si dari UPI Bandung ini menjelaskan sampai kepada tahap pedoman pengembangan rencana pembelajaran semester (RPS). Dimana pedoman pengembangan RPS memiliki tujuan umum untuk memberikan acuan dalam mengembangkan dan menyusun perangkat pembelajaran berupa RPS, sebagai dokumen kurikulum yang wajib disusun oleh dosen atau tim pengampu matakuliah yang ditawarkan di setiap program studi.

Sedangkan tujuan khusus pedoman pengembangan RPS, yakni fungsi preventif agar dosen terhindar dari rumusan-rumusan yang menyimpang dari filosofi kurikulum yang berorientasi learning outcomes dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Sebagai fungsi korektif agar dosen melakukan penyesuian dalam rumusan perangkat pembelajaran dan secara bertahap meninggalkan mindset lama tentang pengembangan perangkat pembelajaran. Terakhir, sebagai fungsi konstruktif agar dosen melek dan mengakomodasi ragam inovasi dalam kurikulum pada tataran praksis dan bagaimana menyusun perangkat pembelajaran yang sejalan dengan orientasi kurikulum pada learning outcomes,” terang Dr. Ida Kaniawati, M.Si.* Eko Prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya