Tiga Mahasiswa UNS Sabet Juara Pertama Lomba Debat Ekonomi Nasional
KISUTA.com - Prestasi dari kompetisi debat nasional kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dalam ajang National Youth Economic Debate Competition (Athection), tiga mahasiswa UNS berhasil menyabet juara 1. Mereka adalah Rizal Galih Pradana (Prodi Psikologi), Pradana Ricardo (Prodi Sastra Indonesia), dan Akhmad Mukhibun (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).
Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Tulungagung yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Lomba debat ini diikuti oleh 9 perguruan tinggi, yaitu UNS, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Tanjungpura (Untan), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sumatera Utara (USU), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bojonegoro, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Andalas (Unand), dan UIN Mataram.
Pada tahap awal, dilakukan penilaian berdasarkan esai, kemudian bagi peserta yang lolos harus mempresentasikan esai tersebut untuk menentukan 8 tim yang lolos ke babak selanjutnya. Setelah itu, lomba debat dimulai dari perempat final, semifinal, dan grand final.
“Esai kami tentang sentralisasi pengelolaan zakat guna menekan angka kemiskinan masyarakat secara berkelanjutan. Di babak perempat final, melawan STIE Bojonegoro B, kami berhasil menang 3-0. Terus di semifinal, kami menang melawan Universitas Tanjungpura dengan skor 3-0,” kata Rizal, Jumat (3/12/2021).
Pada babak grand final, Rizal dan timnya melawan Unesa sebagai tim kontra dengan mosi peran Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) dalam memulihkan ekonomi umat. Mereka berhasil berhasil menang 3-0 dan menyapu bersih kemenangan sejak awal kompetisi.
“Perasaan kami tentu senang banget dan nggak nyangka karena kami nggak ada yang basic-nya ekonomi apalagi tentang materinya tentang Ziswaf. Tapi, dengan belajar dan usaha yang tekun, Alhamdulillah bisa dapat juara. Apalagi pas final bisa menang 3-0 dengan juri-juri yang mayoritas praktisi sehingga paham dengan seluk beluk ekonomi serta penerapan Ziswaf di Indonesia,” ungkap mahasiswa Psikologi UNS.
Ia berharap dapat terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan debat sebagai bekal berkarier maupun berkuliah di masa depan.
“Semoga hal ini dapat menjadi penyemangat untuk semua bahwa kita dapat belajar seluas mungkin dan tidak harus terkurung untuk belajar sesuai prodi kita saja. Ke depannya, semoga semakin banyak debater-debater UNS yang berkualitas dan bisa membanggakan almamater UNS,” pungkas Rizal.* Eko Prasetyo - kisuta.com