Kamis, 2 Mei 2024
Wisata & Sejarah

Mumi Papua, Diasap Hingga Hitam Membatu

Rabu, 24 Mei 2023
mumipapua.jpg
Net
MASYARAKAT pedalaman Papua sudah sejak lama mengenal teknik mengawetkan jenazah dengan cara tradisional.*

KISUTA.com - Ingin melihat mumi? Tak perlu jauh-jauh ke Mesir. Di Desa Yiwika, Distrik Kerulu di kawasan Lembah Baliem, Kab. Jayawijaya, Papua, Anda bisa melihat mumi yang usianya diperkirakan mencapai 278 tahun. Ya, masyarakat pedalaman Papua sudah sejak lama mengenal teknik mengawetkan jenazah dengan cara tradisional.

Ada enam mumi, namun yang terkenal di daerah ini adalah mumi Wim Motok Mabel, seorang panglima perang yang sangat disegani di Distrik Kerulu, bahkan seluruh Lembah Baliem. Ini yang menjadi alasan penduduk setempat mensakralkan Wim Motok Mabel.

Mumi Wim Motok Mabel disimpan di Honai, rumah adat Suku Dani. Tubuhnya yang hitam dalam posisi meringkuk, sedangkan wajahnya menengadah ke atas. Ada mahkota di kepalanya dan untaian tali di leher menyerupai kalung yang menjadi penanda usia sang mumi.

Menurut warga yang merupakan keturunan ke-7 Wim Matok Mabel, mumi sang panglima perang ini diawetkan dengan cara diasap dan dibalur lemak babi. Bahan pegawet yang digunakan untuk proses pembuatan ini adalah rahasia dapur dari suku Dani. Ketika ia baru meninggal dan digelar berbagai upacara, dimulailah proses pengasapan. Saat dimumikan, jenazah Wim Matok Mabel tidak dalam kondisi berbaring, namun dalam keadaan duduk. Jenazah mengenakan pakaian adat berupa koteka.

Jauh dari pemukiman, mumi itu dimasukkan ke dalam Honai dan kemudian diasapi. Pengasapan dalam Honai berlangsung selama satu bulan. Setelah satu bulan, jenazah akan dipindahkan ke dalam pilamo dan dibungkus dengan daun pisang. Setelah mengeras, jenazah berubah menjadi mumi. Proses pengerasan ini kurang lebih selama lima tahun.

Seiring dengan pengaruh agama dan modernisasi yang masuk ke pedalaman Papua, saat ini masyarakat tidak lagi memumikan jenazah kerabatnya yang meninggal.* ati - kisuta.com


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya