Jumat, 10 Oktober 2025
Artikel Opini
Kolom

Dukung Palestina, dari Doa, Diplomasi dan Boikot Pameran Buku Internasional

Widodo Asmowiyoto Mantan Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat. Saat ini jadi tim asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat.
Jumat, 20 Oktober 2023

KISUTA.com - Serangan tentara Hamas ke wilayah Israel hari Sabtu 7 Otkober 2023 lalu, pada hakikatnya merupakan reaksi atas aksi penjajahan selama ini oleh Israel ke negara dan rakyat Palestina. Hanya saja karena serangan Hamas dari Gaza yang mampu “melompati” tembok tinggi pembatas yang dibangun oleh Israel itu, telah membuat pemerintah dan rakyat Israel sangat terkejut.

Penyerangan oleh tentara Hamas yang menggunakan paralayang itu adalah langkah perjuangan membela tanah air. Bukan terorisme seperti dituduhkan oleh Amerika Serikat, yang sejauh ini memang menganakemaskan Zionis Israel. Sama halnya dengan rakyat Indonesia dulu yang terus berjuang memerdekakan negerinya dari pejajahan Belanda. Mereka adalah para pejuang, bukan pemberontak seperti dituduhkan oleh pihak Belanda.

Konflik bersenjata Palestina versus Israel itu akan terus berlanjut, sepanjang Israel tidak memberikan kemerdekaan kepada Palestina. Hingga kini bahkan Israel tidak mau menerima solusi internasional –solusi jalan tengah-- mengenai perlunya Palestina dan Israel sama-sama sebagai negara merdeka (two state solusion).

Selama ini pemerintah Israel terkesan sangat egois. Jika ada korban di pihaknya, meskipun sedikit, pembalasannya kepada Palestina sangat berlebihan. Bukti terbaru adalah setelah tentara Hamas berhasil menerobos dan menyerang ke Israel hingga menimbulkan ratusan korban jiwa, maka pembalasan oleh Israel sangat berlebihan sehingga menimbulkan ribuan korban jiwa di pihak Palestina.

Pembalasan terbaru (Selasa malam, 17/10/2023) adalah pengeboman atau penyerangan oleh Israel ke Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Jalur Gaza yang menewaskan sekitar 470 orang dan melukai 340-an orang lainnya. Ini berlebihan sehingga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menuntut penyelidikan atas serangan tersebut. Penyelidikan itu perlu dilakukan karena Israel membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga hari ke-13 perang antara Palestina dengan Israel ini, sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.400 warga Israel tewas. Situasi di Gaza semakin tidak terkendali. Israel melakukan tindakan sepihak yakni memblokade akses listrik, air, dan bahan bakar minyak serta menghukum warga sipil. Semua itu bertentangan dengan hukum internasional.

Indonesia tidak tinggal diam
Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia tidak akan tinggal diam melihat korban sipil terus berjatuhan. Indonesia akan terus mengirimkan pesan kuat kepada dunia untuk menghentikan kekerasan terhadap rakyat Palestina.

“Indonesia bersama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengirimkan pesan kuat kepada dunia untuk menghentikan penggunaan kekerasan dan menyelesaikan akar permasalahan, yaitu pendudukan Israel atas Palestina,” tegas Presiden Jokowi.

Jokowi menjelaskan, sekarang saatnya dunia berdiri bersama membangun solidaritas global untuk menyelesaikan masalah Palestina secara adil dan menerapkan parameter internasional yang telah disepakati. “Ini akan terus Indonesia suarakan di berbagai forum internasional,” kata Presiden. (detikcom, Kamis, 19/10/2023)

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mendesak OKI untuk mengerahkan segala upaya guna mewujudkan kesepakatan gencatan senjata sesegera mungkin antara Israel dan Palestina. Menlu mengemukakan hal itu saat berbicara dalam pertemuan luar biasa para Menlu OKI di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (18/10/2023)

“Mengingat Dewan Keamanan PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, maka untuk mendapatkan dukungan internasioal yang lebih kuat OKI harus mendesak Majelis Umum PBB untuk mengadakan emergency session,” kata Retno dalam salinan pernyataan persnya. (Pikiran Rakyat, Jumat, 20/10/2023)

Doa dan batal ikut pameran buku
Kini rakyat Indonesia terus berdoa –sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing-- agar rakyat Palestina mendapatkan solusi terbaik bagi perjuangan meraih kemerdekaan negaranya. Doa dipanjatkan di tempat-tempat ibadah maupun saat rakyat melakukan aksi-aksi mendukung Palestina.

Rakyat Indonesia juga menggalang donasi –sesuai kemampuan masing-masing-- untuk membantu rakyat Palestina yang sedang berduka. Mereka pasti memerlukan banyak bantuan baik untuk biaya pengobatan maupun untuk mengatasi kelaparan. Dalam suasana perang itu pastilah mereka kekurangan stok bahan pangan apalagi bila blokade Israel berlangsung lama.

Belum lagi mereka juga harus membangun kembali rumah-rumah dan permukimannya yang remuk terkena roket atau bom tentara Israel. Bantuan keuangan seberapa pun besarnya pasti sangat berguna.

Bentuk dukungan bagi rakyat Palestina memang bisa beragam. Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Arys Hilman Nugraha, tanggal 16 Oktober 2023 lalu menyatakan batal mengikuti Frankfrut Book Fair 2023. Ikapi juga mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibi, penulis Palestina yang menggambarkan kekejaman Israel lewat novelnya berjudul “Minor Detail”.

Ikapi sebelumnya diagendakan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI untuk mempromosikan budaya nasionak Indonesia ke khasanah budaya dunia melalui buku sebagaimana diamanatkan UU No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. Sebagai organisasi, Ikapi telah membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Frankfurt Book Fair 2023, urung hadir pada acara pembukaan, serta meniadakan sejumlah acara.

Penulis, penerbit, dan setiap penyelenggara pameran buku seharusnya meyakini bahwa buku memberikan ruang bagi suara-suara yang berbeda dan mencegah dominasi satu pikiran dalam menilai setiap peristiwa. Buku juga berperan dalam menyuarakan perdamaian dan penghapusan penindasan di muka bumi. Sementara, pameran buku semestinya merupakan ajang dialog yang adil dan upaya untuk membangun saling pengertian.

Merusak cita-cita dialog
Arys Hilman Nugraha menilai, keputusan penyelenggara Frankfurt Book Fair untuk hanya memihak dan memberi panggung kepada Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya membangun saling pengertian tersebut.

Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia. Dan, memperluas panggung-panggung Israel di Frankfurt Book Fair sambil membatalkan penghargaan bagi penulis Palestina seakan mencerminkan perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina.

Palestina adalah negeri terjajah yang rakyatnya terusir dari tanah air sendiri dan hari-hari ini bahkan kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia seperti akses terhadap air, pangan, dan energi. Pemerintah dan rakyat Indonesia selalu berada pada posisi rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini bahwa konflik berkepanjangan tidak akan berhenti sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri.

Rakyat Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi. Sebaliknya, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988.***


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya