Mahasiswa Fisip UNS Eksplorasi Servant Leadership dalam Perspektif Budaya Jawa
KISUTA.com - Lima mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menaruh minat dalam mengeksplorasi penerapan konsep servant leadership. Mereka menemukan bahwa paradigma kepemimpinan telah mengalami perkembangan yang signifikan. Memudarnya kepemimpinan yang bercorak feodal kemudian memunculkan konsep kepemimpinan servant leadership yakni kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan.
Eksplorasi servant leadership dilakukan dengan berperspektif pada budaya Jawa, budaya yang kaya akan nilai dan falsafah kepemimpinan yang luhur. Minat dan ketertarikan tersebut mereka tuangkan dalam sebuah riset pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) yang kemudian berhasil mendapatkan pendanaan.
Tim PKM RSH ini berasal dari Program Studi (Prodi) Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS. Mahasiswa UNS ini terdiri dari, Ivan Aditya, Anang Akbar Rizky Putra Halyandi, Aditia Permana Aji, Muhammad Robeeth Fauzal Haq, dan Noor Rizky Tiara Putri. Penelitian ini mendapat pendampingan oleh Dosen UNS, Dr. Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, S. Sos., MPA.
Riset yang mereka lakukan berjudul "Jagat Saksana Ladi: Analisis Servant Leadership dalam Perspektif Budaya Jawa di Kota Surakarta". Selama lima bulan, sejak Juni hingga Oktober 2023, mereka mendalami konsep servant leadership dalam perspektif budaya Jawa.
Penelitian pada Pimpinan Organisasi Publik Kota Surakarta
Eksplorasi Tim PKM RSH UNS dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Melalui metode ini, mereka melaksanakan wawancara dengan berbagai pimpinan organisasi publik di Kota Surakarta sebagai informan mereka.
Selama riset berlangsung, tim PKM RSH UNS berhasil mewawancarai 25 informan yang merupakan pimpinan organisasi publik di Kota Surakarta. Informan riset berasal dari beragam latar belakang organisasi publik seperti, agama, akademik, birokrat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), politik, hingga organisasi publik khusus.
Temukan Falsafah Kepemimpinan yang Luhur
Berdasarkan riset yang dilakukan, mereka menemukan bahwa para informan memahami dan menerapkan konsep servant leadership dalam budaya Jawa melalui sebuah falsafah luhur. Pimpinan organisasi publik di Kota Surakarta berpegang pada pengamalan falsafah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, serta Tut Wuri Handayani. Falsafah luhur Ki Hadjar Dewantara tersebut diterapkan melalui penciptaan budaya organisasi yang berorientasi pada pelayanan dan pertumbuhan individu.
Lebih jauh, hasil riset menunjukkan bahwa pimpinan organisasi publik di Kota Surakarta memahami pentingnya kesadaran diri, moralitas, dan pelayanan sebagai aspek utama kepemimpinan. Mereka melakukannya dengan memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan, memiliki wawasan dan keluasan berpikir, serta menerapkan prinsip memanusiakan manusia melalui pemberdayaan dan peningkatan kompetensi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa para pimpinan ini telah memperlihatkan bagaimana konsep servant leadership berlandaskan nilai-nilai budaya Jawa diwujudkan.
"Riset ini bukan hanya tentang pencapaian prestasi semata, melainkan juga tentang bagaimana kontribusi kami (Mahasiswa) terhadap bidang keilmuan yang berlandaskan kearifan lokal. Kami berharap hasil riset ini dapat menjadi permulaan terkait upaya menggali pemahaman kepemimpinan berperspektif budaya, khususnya budaya Jawa, yang kami tuangkan dengan mengangkat konsep Jagat Saksana Ladi,” pungkas Ivan Aditya selaku Ketua Tim PKM-RSH UNS, Selasa (7/11/2023).* das-kisuta.com