Bertaubat dengan Melestarikan Lingkungan
KISUTA.com - "Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar." (QS Al-Maidah: 93)
Hari demi hari, kondisi alam mengalami kerusakan yang sangat parah. Sampah di mana-mana, polusi udara tidak terkendali, hutan-hutan pun gundul dijarah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Sehingga, setiap saat bencana alam mengancam kehidupan kita.
Barangsiapa yang merusak alam, berarti secara tidak langsung telah membunuh beribu-ribu umat manusia. Tidak sedikit rumah yang hancur karena banjir. Tidak sedikit nyawa melayang lantaran tanah longsor. Dan tidak sedikit pula orang yang hidupnya menjadi sengsara disebabkan oleh bencana-bencana yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Menyadari kondisi seperti ini, kita semua dipanggil untuk bersama-sama ikut memikirkan persoalan ini secara serius. Rasulullah SAW bersabda: "Bukan termasuk golonganku orang yang tidak peduli akan urusan umat..." Di sini Rasulullah memberikan dorongan kepada kita untuk selalu peduli terhadap lingkungan.
Rasulullah juga memberikan kabar gembira kepada orang yang peduli terhadap lingkungannya. Dalam sabdanya, Rasulullah memaparkan begitu jelas bahwa siapa orang yang menanam sebuah pohon, maka ia akan mendapatkan pahala sejumlah binatang yang memanfaatkan dari pohon itu, serta sejumlah manusia yang memanfaatkan baik secara langsung atau tidak langsung dari pohon itu. Selama pohon itu masih berdiri tegak, orang yang menanamnya akan memperoleh amal jariah yang tidak pernah terputus sekalipun ia telah meninggal dunia.
Pun, Rasulullah pernah menggambarkan bahwa Allah telah mengampuni seorang pelacur hanya karena ia memberikan air kepada seekor anjing yang kehausan. Kalau kita tafakuri, dosa pelacuran adalah dosa yang sangat besar. Namun Allah telah mengampuninya lantaran dia memberikan sedikit air kepada seekor anjing yang kehausan. Hal ini mengandung arti, bahwa kasih sayang terhadap sesama makhluk, akan mendatangkan ampunan dari Allah SWT.
Dengan demikian, orang yang melakukan penghijauan kembali gunung-gunung atau sekadar lingkungan di sekitar rumah, secara tidak langsung akan memberikan air kepada jutaan manusia, kepada jutaan binatang, dan ekosistem. Orang yang demikian itu, sebenarnya telah melakukan taubat di sisi Allah, karena dengan cara itu Allah mengampuni dosa-dosanya.
Masalah lingkungan hidup adalah masalah kemanusiaan. Kalau bicara tentang manusia, maka hakikatnya adalah masalah keagamaan. Karena substansi agama apapun adalah memanusiakan manusia, dan menempatkan manusia pada tempat sebenarnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Wallahu a'lam.***