Para Pelajar Cilik Ini Pergi Sekolah Seberangi Sungai Besar Hanya dengan Tali
KISUTA.com - Warga Desa Dhaing di Nepal, harus bersusah payah menyebrangi Sungai Trishuli yang berbahaya dan berarus deras dengan bergantung pada seutas tali.
Dikabarkan the Daily Mail, Jumat (19/2), mereka yang tinggal di desa itu memang tidak punya pilihan. Dengan menggunakan seutas tali, warga desa itu harus menyeberangi sungai setiap hari untuk bepergian menuju pusat perbelanjaan atau mau menemui sanak keluarga di desa lain setiap harinya. Beberapa tali penopang telah dimodifikasi sedemikian rupa hingga sanggup mengangkat keranjang belanjaan.
Bagi mereka, tidak ada jalan lain untuk bepergian selain membiarkan kaki mereka terkatung-katung tanpa pijakan maupun penyangga kiri kanan di atas sungai besar tersebut.
Yang lebih memprihatinkan, demi menggapai cita-cita dari bangku sekolah, anak-anak Desa Dhaing harus mempertaruhkan nyawa setiap hari. Bayangkan, mereka harus membawa tas sekolah atau menepati janji bertemu dengan teman yang berada di seberang Sungai Trishuli, dengan bergelantungan pada satu uluran tali yang diikatkan dari satu pohon ke pohon lain di ujung satunya.
Penyebrangan semacam itu tidak hanya ada satu melainkan 12. Itupun baru yang terdapat di sekitar Sungai Trishuli. Masih banyak lagi jembatan serupa di kawasan Benighat, di tengah-tengah Nepal.
Aksi berbahaya ini bukan tidak mendapat sorotan. Karena tingkat kecelakaan yang tinggi, pada 2010 sebuah badan dibentuk untuk mencari empat anak kecil yang terjatuh saat menyeberang sungai dengan tali ini.
Diketahui, hingga saat ini hanya ada satu tempat untuk masyarakat setempat bisa menyeberangi sungai dengan lebih layak. Namun mereka tetap memilih naik tali dengan pertimbangan jarak yang lebih dekat.
Perdana Menteri KP Oli mengumumkan dalam dua tahun telah memiliki rencana untuk mengganti tali-tali berbahaya ini dengan 366 jembatan bersuspensi di sekitaran tempat ini. Satu dari jembatan telah dibuka pada bulan lalu, menghubungkan Desa Manthali dan Gimdi.* das - kisuta.com
