Selasa, 21 Mei 2024
Sosok Inspirasi
Ahmad Adib, Ph. D

Pakar UNS Ini Sarankan Pelaku Ekonomi Kreatif Orientasikan Usaha pada Consumer Behavior

Senin, 15 Juni 2020
pakar.jpg
Eko Prasetyo/KISUTA.com

KISUTA.com - Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang juga sebagai Dewan Penasehat Solo Creative City Network (SCCN), Ahmad Adib, Ph. D, menyarankan para pelaku ekonomi kreatif agar mengorientasikan usaha/ bisnisnya berdasar perubahan -consumer behavior. Perilaku konsumen yang dimaksud adalah mengubah orientasi usaha pada pemenuhan kebutuhan primer konsumen.

"Sejumlah sektor ekonomi terkena dampak langsung pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Sektor tersebut yaitu bisnis yang tidak berorientasi pada kebutuhan primer dan bisnis apapun yang melibatkan banyak orang, seperti pariwisata, hotel, transportasi, cafe, event organizer, exhibition, kompetisi, liga, konser musik, kecuali diubah menjadi daring," ungkap Adib di Rektorat UNS, Solo, Senin (15/6/2020).

Adib mengungkapkan, hal tersebut disampaikannya bukan tanpa alasan, sebab pandemi Covid-19 telah merubah pola konsumsi, selera, dan daya beli masyarakat yang semula membeli barang berdasar keinginan menjadi berdasar kebutuhan, dari non-esensial ke esensial, dari emosional (gaya hidup) ke rasional (manfaat).

Namun, ada juga prospek usaha yang menjanjikan ditengah pandemi Covid-19, seperti kebutuhan pokok, kesehatan (obat, vitamin, jamu dan alat olahraga), makanan beku, layanan antar makanan, hardware-software komunikasi, pendidikan, dan pelatihan daring.

"Para pemain pada bidang ekonomi/ industri kreatif harusnya tetap bisa berkelit disaat Covid-19. Justru disaat krisis ini harusnya berpikir dan mengerjakan sesuatu yang saat normal tak terpikirkan dan tak terkerjakan. Yang terpenting harus berorientasi pada perubahan perilaku konsumen, tingkatkan kualitas manajerial dan maksimalkan marketing communication," ujar Ahmad Adib, Ph. D yang juga sebagai pendiri Lestude Creative Start Up Center.

Adib menyarankan agar pelaku ekonomi industri kreatif baru maupun lama, membekali pengetahuan manajerial terutama untuk start up, business plan, visual branding, dan marketing communication. Baginya hal tersebut sangat diperlukan dan menjadi tantangan serta peluang bagi pelaku ekonomi industri kreatif.

Ahmad Adib yang juga memiliki banyak usaha kecil dibidang kreatif ini melihat pelaku ekonomi kreatif tidak dapat bergerak sendiri. Mereka harus bekerja sama dengan sesama pengusaha, koperasi, asosiasi dan lembaga keuangan.

Peran pemerintah juga dinilai Ahmad Adib, Ph. D sangat diperlukan untuk menyiapkan ekonomi/ industri kreatif dalam menghadapi kenormalan baru. Selain memberikan modal berupa uang, pemerintah disarankan juga membekali modal berupa mindset, ilmu, konsep, strategi, hard skill, dan soft skill untuk menjadi entrepreneur sukses.

"Sehingga target pemerintah tidak hanya mengeluarkan dana berapa dan untuk berapa orang, tapi keberhasilan dan perkembangan usahannya untuk keberlanjutan sebagai keluarga mandiri secara ekonomi. Sebenarnya situasi industri kreatif di Indonesia sudah mulai baik dan berkembang apalagi di era Jokowi bidang ekonomi dan industri kreatif diberi ruang tersendiri. Paling tidak masyarakat terutama generasi milenial di Indonesia mulai paham dan ikut berperan," ujarnya.* eko prasetyo - kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya