Ulat Sagu, Cemilan Unik Khas Papua

KISUTA.com - Bagaimana rasa ulat sagu, makanan khas Suku Kamoro, Timika di Papua ini? Bagi sebagian orang, jangankan memakannya, mendengar namanya saja sudah membuat geli bahkan jijik.

Ulat sagu merupakan kuliner unik asal Papua dan menjadi sumber protein mereka. Larva dari kumbang merah kelapa ini mempunyai kandungan gizi yang sangat besar, seperti protein dan asam amino serta bebas kolesterol.

Ulat sagu didapatkan dengan menebang pohon sagu dan membiarkan batangnya hingga membusuk. Dari pohon sagu yang membusuk, muncul ulat-ulat berwarna putih seukuran ibu jari yang kaya dengan gizi.

Penduduk bisanya membelah batang-batang pohon tersebut untuk mengambil ulat-ulatnya. Ulat sagu mempunyai kulit yang kenyal seperti karet, tetapi dagingnya sangat lunak.

Sebagian penduduk memakan ulat-ulat sagu itu dalam keadaan hidup dan menjadikannya sebagai camilan. Cara memakan ulat hidup-hidup, dengan memagang bagian kepalanya dan kemudian gigit badannya. Mereka yang pernah makan ulat sagu dalam keadaan hidup, mengungkapkan sensasi yang tak bisa dilupakan saat ulat gemuk itu masuk mulut.

Menurut mereka, begitu masuk mulut, ulat gemuk itu langsung lumer di mulut. Rasanya kenyal, asam dan tawar. Selain masih segar, ulat sagu yang masih hidup gizinya pun masih banyak, belum terbuang akibat proses pemasakan.

Selain dimakan dalam keadaan hidup-hidup, ulat sagu biasanya diolah dengan cara dibakar seperti sate. Ada juga yang merebusnya dan disajikan dengan sambal atau membuatnya seperti pepes dengan campuran sagu dan kemudian dibakar.

Ulat sagu yang dimasak memiliki rasa lebih gurih, lebih kriuk, dan tidak terasa asam. Bagi yang sudah terbiasa, sensasi menikmati ulat sagu membuat ketagihan.* Ati - kisuta.com