Bertani Tanpa Tanah Garapan

KISUTA.com - Kebutuhan lahan untuk perumahan maupun untuk bangunan komersil, semakin hari semakin tinggi. Hal ini menyebabkan semakin luas lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi perumahan, perkantoran, pertokoan, dan bangunan-bangunan untuk kepentingan bisnis lainnya.

Berkebun maupun bertani, sekarang menjadi kegiatan mahal karena lahan yang tersedia semakin berkurang. Apalagi di kota-kota besar yang lahannya hampir habis untuk kepentingan perumahan dan bisnis.

Bagi Anda yang ingin berkebun, namun tidak mempunyai lahan luas, bisa mencoba cara berkebun yang dikembangkan FarmedHere, milik Jolanta Hardej. Wanita mantan pialang ini, mengembangkan pertanian vertikal dan terbukti sukses. Sistem pertanian seperti ini, sangat cocok dikembangkan di gedung-gedung tinggi yang tidak mempunyai lahan luas.

Pertanian vertikal dikenal juga sebagai pertanian perkotaan yang bisa menghemat ruang, karena sayuran ditanam di tempat datar. Tanaman tersebut ditumpuk di atas satu sama lainnya, sehingga bisa menghemat lahan.

Menurut Hardej yang mempunyai mengalaman bertani bersama neneknya ketika masih anak-anak ini, menggunakan metode aquaponik untuk tanamannya. Metode ini dapat menanam berbagai jenis sayuran, kecuali kentang, dalam jumlah banyak. Benih-benih sayuran ditumbuhkan di bawah lampu neon kompak hemat energi. Kemudian tanaman ditransfer ke sistem pertanian vertikal yang mempunyai lima sampai enam lapisan layar dengan sistem pencahayaan buatan.

Menggunakan metode aquaponik, tanaman-tanaman tersebut tumbuh tanpa tanah, tetapi menggunakan air kaya mineral yang berasal dari tangki yang diisi dengan ikan nila. Ikan diberi makan pakan organik, sehingga limbah mereka membuat air kaya dengan nutrisi sehingga bagus untuk tumbuh kembang tanaman.

Menurut Hardej, saat ini dirinya baru menanam sayuran kemangi dan aragula. Hasilnya cukup bagus dan sudah bisa dipasarkan secara luas. Hardej rencananya akan bereksperimen dengan sayuran lainnya. Tertarik untuk mencoba?* ati - kisuta.com