Kamis, 2 Mei 2024
Sosok Inspirasi

Dewan Profesor UNS Gelar Workshop Pentingnya Menulis di Media

Jumat, 27 Oktober 2023
mm.jpg
Humas UNS

KISUTA.com – Dewan Profesor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarkan Workshop dengan mengangkat tema “Peningkatan Aktualisasi Diri Guru Besar UNS Melalui Publikasi Ilmiah di Media Massa Populer untuk Mendukung Pencapaian IKU UNS”. Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya acara ini digelar karena menulis di media popular mempunyai trik tertentu.

“Harus kita akui, untuk menulis di media massa tidak semudah yang kita bayangkan. Bahasa yang diinginkan adalah sederhana, komunikatif, dan mudah dicerna oleh masyarakat. Tidak harus masyarakat ilmiah, orang awam pun diharapkan juga dapat menikmati tulisan kita,” ujar Prof. Suranto di sela-sela acara yang digelar secara daring melalui aplikasi zoom pada Jumat (20/10/2023) kemarin.

Narasumber dalam acara workshop ini adalah Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., yang merupakan Guru Besar dari Fakultas Keolahragaan (FKOR) UNS serta menjadi Wakil Direktur Bidang Akademik Riset dan Kemahasiswaan Sekolah Pascasarjana UNS. Kemudian, Amir Machmud NS., S.H., M.H. selaku Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah.

Prof. Agus menyampaikan materi mengenai “Memantik Passion: Menulis Opini di Media Massa Bagi Profesor”. Beliau menjelaskan bahwa menulis opini tidak bisa dianggap sebagai kemampuan yang mudah. Namun tuntutannya lebih ringan dari kompetensi yang sudah dimiliki dan melekat di setiap profesor karena tugas profesor adalah menulis.

“Menulis opini di koran, media massa, atau majalah sudah menjadi bagian dari karya penelitian yang diakui kredit poinnya. Walaupun proporsinya kecil, namun kecilnya ukuran tersebut bukan berarti tidak penting karena karya itu berada di lukisan besar karya dosen lainnya,” terang Prof. Agus.

Amir Machmud NS., S.H., M.H., juga menyampaikan bahwa memulai adalah kunci yang tidak bisa ditawar. Jika hanya mempunyai gagasan tetapi tidak dicoba untuk dituangkan, maka hanya menjadi gagasan belaka.

“Gagasan yang sebesar dan sepenting apapun menurut banyak orang. Apabila tidak dirumuskan dalam ruangan bahasa dan bisa diakses dengan ringan, maka, kata penting menjadi hilang dalam gagagsan tersebut,” jelas Amir.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa ketika gagasan tidak penting tetapi mampu dinarasikan dengan bahasa yang benar, enak, dan renyah maka akan populer. Beliau meyakini bahwa hal yang dianggap kurang penting akan menjadi berdaya tarik. “Sesuatu banget, kalo kata jaman anak sekarang,” pungkasnya.* das-kisuta.com


BAGIKAN

BERI KOMENTAR
masjidraya